TERAS7.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Martapura kembali melakukan razia pada blok hunian warga binaan, pada Selasa (26/11/2024).
Razia kali ini dilakukan bersama unsur TNI dari Kodim 1006/Banjar, dengan menyasar kamar hunian warga binaan pada blok medium satu.
Kepala Lapas Perempuan Martapura, Peristiwa Boru Sembiring mengatakan, tujuan razia kali ini dalam rangka mendukung program Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran, dan salah satu dari 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas).
“Jadi razia ini bentuk dukungan kami terhadap program Presiden Prabowo dan akselerasi Menteri Imipas dalam pemberantasan narkoba serta HIV untuk kesejahteraan warga binaan,” ujar Tiwa Sembiring.
Tiwa Sembiring menyebut, dalam razia kali ini masih ditemukan sejumlah barang dari hunian warga binaan, seperti ikat rambut, buku, botol parfum, hingga obat-obatan.
Untuk obat-obatan, dikatakan Tiwa Sembiring bukan merupakan jenis terlarang, melainkan hanya obat pereda untuk demam, rematik dan sakit gigi.
“Tadi kami sempat panik sedikit, karena menemukan obat-obatan, tapi setelah dicek dokter ternyata bukan obat-obatan terlarang melainkan hanya obat untuk demam, sakit gigi, dan rematik,” sebutnya.
Sedangkan untuk buku yang ditemukan, dikatakan Tiwa Sembiring, bertemakan seksual sehingga turut diamankan petugas gabungan dalam razia kali ini.
“Karena buku seperti ini tidak diizinkan, karena menurut kami akan mempengaruhi mental warga binaan,” terangnya.
Dari razia rutin ini, Tiwa Sembiring menyatakan, jika barang hasil temuan dari blok hunian warga binaan Lapas Perempuan Martapura terus mengalami penurunan.
Maka dari itu, Tiwa Sembiring berani memastikan bahwa Lapas Perempuan Martapura bebas dari peredaran barang terlarang seperti narkoba dan hanphone.
“Kami pastikan dari razia kali ini, Lapas Perempuan Martapura dalam kondisi kondusif, tidak ada ditemukan barang terlarang seperti narkoba dan handphone,” tegasnya.
Adapun dalam giat kali ini, Lapas Perempuan Martapura juga melakukan tes urine terhadap 26 warga binaan dan 5 petugas, dan hasil seluruhnya dinyatakan negatif.