Dengan berselancar di website kami, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi kami.
Accept
Teras7.comTeras7.com
  • INDEKS BERITA
  • NEWS
    • Nasional
    • Berita Umum
    • Ekonomi
    • Layanan Publik
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Banjir KalSel
  • LIFE
    • Education
    • Lifestyle
    • Teknologi
    • Kilas Balik
  • HEALTH
  • TRAVEL
  • FOOD
Search
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
Reading: Lestarikan Alat Musik Panting, Pengrajin Muda Asal Kabupaten Banjar Ini Berhasil Tembus Singapura
Share
Sign In
Notification Show More
Aa
Teras7.comTeras7.com
Aa
Search
  • Indeks Berita
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Pemerintahan
  • Lifestyle
  • Budaya
  • Opini
  • Education
  • Ekonomi
  • Video
  • Berita Umum
  • Environment
  • Infrastruktur
  • Kesehatan
  • Kilas Balik
  • Kuliner
  • Layanan Publik
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Religi
  • Sosial
  • Teknologi
  • Travel
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.

Lestarikan Alat Musik Panting, Pengrajin Muda Asal Kabupaten Banjar Ini Berhasil Tembus Singapura

Muhammad Ariandi
Muhammad Ariandi 20 November 2021, 22.07
Share
Panting, alat musik tradisional Kalimantan Selatan. (Foto: Ariandi)
SHARE

TERAS7.COM – Sudah seharusnya para generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan alat musik daerahnya agar tidak hilang digerus oleh perkembangan zaman seperti sekarang ini.

Salah satunya Panting, alat musik daerah asli Kalimantan Selatan yang terancam punah jika tidak dilestarikan oleh para generasi muda saat ini.

Macam-macam Panting milik Busairi, Pengrajin muda Kabupaten Banjar. (Foto: Ariandi)

Hal ini lah yang mendasari Ahmad Busairi, pengrajin muda asal Desa Takuti Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar yang sudah menggeluti pembuatan alat musik Panting selama 4 tahun terakhir.

Sahipan, adik Busairi yang sedang memainkan Panting. (Foto: Ariandi).

Busairi menceritkan, awal mula dirinya berkeinginan membuat panting berawal dari kegelisahannya karena melihat generasi muda saat ini masih banyak belum mengenal apa itu alat musik Panting.

Sehingga mulai dari situ lah tercetus keinginan Busairi untuk membuat alat musik Panting, dan ia namankan Panting Banua Tunggul Dara.

Baca juga :

Lestarikan Musik Panting, Disbudporapar Banjar Akan Buka Pelatihan Bagi Para Pemuda

Pengrajin Panting di Kabupaten Banjar Ini Mengeluh Tak Dapat Perhatian Pemerintah

Murdjani, ‘Banjar Vs Dayak’?

“Niat saya dari awal memang ingin mengenalkan alat musik Panting ke generasi muda saat ini, karena dulu saat saya ke Martapura ada anak-anak sedang membawa kencrung melihat kami membawa Panting, dan dia bertanya apa yang kami bawa, kemudian saya ajari dan mulai bisa lalu kami berikan Panting itu, nah disitu lah tercetus keinginan membuat Panting,” jelasnya. Sabtu (20/11/2021).

Untuk pembuatan satu buah Panting Banua Tunggul Dara miliknya ini, Busairi mengatakan memerlukan waktu yang beragam sesuai tingkat kerumitannya, ada yang mulai dari 1 hari hingga 4 hari.

Proses pembuatan Panting. (Foto: Ariandi)

“Untuk yang biasa itu sekitar 1 sampai 2 hari, dan untuk yang rumit itu sekitar 3 sampai 4 hari,” ungkapnya.

Kemudian, untuk bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Panting, ia menggunakan kayu dengan kualitas bagus, seperti kayu nangka, jingah, mahoni, dan kenanga.

Lanjut Busairi, karena menyasar pangsa pasar pengguna pemula, jadi ia mematok harga per satu buah alat musik Panting ini mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 1 juta, sesuai dengan tingkat kerumitan pembuatan.

“Untuk pemula itu dari Rp 350 ribu- Rp 500 ribu, dan untuk yang sudah mahir itu dari Rp 600 ribu – Rp 1 juta, ini juga termasuk harga yang ingin kustom bentuk apapun,” ujarnya.

Pembeli Panting Tunggul Dara miliknya ini pun datang dari berbagai macam daerah baik lokal maupun nasional, bahkan sampai mancanegara seperti Singapura.

Sedangkan kesulitan yang dihadapi saat pembuatan, dikatakannya ada di bahan baku seperti kayu, dan kelistrikan, serta pada saat membuat lubang di alat musik Panting.

Pandemi Covid-19 ternyata juga mempengaruhi pendapatan Busairi, yang mana saat ini ia hanya dapat menjual 5 buah per bulannya, sedangkan sebelumnya ia mampu menjual 10 sampai 20 buah Panting per bulan.

Busairi (Kiri) pengrajin Panting, dan Sahipan (Kanan) pemain alat musik Panting. (Foto: Ariandi)

“Untuk saat ini, jika dikurangi modal pembuatannya, omzet bersih berperbulannya Rp 1,5 juta,” ungkapnya.

Meski hanya mendapatkan keutungan penjualan kurang dari UMP Provinsi Kalimantan Selatan, ia tidak berkecil hati, ini dikarenakan niatnya yang ingin melestarikan alat musik Panting agar dikenal oleh generasi muda saat ini.

“Saya itu ingin melestarikan bukan untuk mencari untung banyak, ada sih sedikit keuntungan, tapi intinya saya itu ingin generasi muda saat ini tahu bahwa ini loh yang namanya Panting alat musik asli daerah kita,” tandasnya.

Busairi juga memiliki seorang adik bernama Sahipan yang sangat piawai dalam memainkan alat musik Panting dan mereka berdua juga memiliki prestasi yaitu Juara 1 Lomba Produk Unggulan Kabupaten Banjar kategori kerajinan.

Jika masyarakat ingin membeli Panting Banua Tunggul Dara miliknya, ia mengatakan bisa datang langsung ke alamat rumahnya di Desa 6 Takuti Kecamatan Mataraman, dan bisa juga memesan melalui whastapp 082155428788, atau Instagram @pantingbanua, dan Facebook @pantingbanua.

You Might Also Like

Lestarikan Musik Panting, Disbudporapar Banjar Akan Buka Pelatihan Bagi Para Pemuda

Pengrajin Panting di Kabupaten Banjar Ini Mengeluh Tak Dapat Perhatian Pemerintah

Murdjani, ‘Banjar Vs Dayak’?

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Print
What do you think?
Love0
Cry0
Sad0
Happy0
Angry0
Surprise0
Leave a review Leave a review

Leave a review Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Populer Bulan Ini

TNI-POLRI dan Forkopimda Kotabaru Mantapkan Sinergitas untuk Keamanan dan Pelayanan Masyarakat
29 Maret 2025, 11.41
Sadis! Pembunuhan Jurnalis Juwita Diduga Sudah Direncanakan Pelaku J Oknum TNI AL
29 Maret 2025, 16.26
‘Kami’ Bertanya! Kenapa Juwita?
25 Maret 2025, 07.00
PT SSC Kembangkan Budidaya Ikan Bioflok di Desa Binaan
18 Maret 2025, 19.51
Pendidikan Bintara TNI AD 2024 di Rindam Mulawarman Ditutup, 354 Prajurit Resmi Dilantik!
27 Maret 2025, 21.28
Teras7.comTeras7.com
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Wartawan
  • Tim Redaksi
Selamat Datang!

Masuk ke akun

Register Lost your password?