TERAS7.COM – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berkomitmen mendukung langkah pemerintah untuk menghadirkan akses internet merata hingga kawasan Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) di Kalimantan Selatan.
Komitmen itu dibuktikan dengan digelarnya acara Festival Literasi Digital bertajuk “Empowernet: Embrace the Digital Age Lead the Change”, di Auditorium ULM, Kota Banjarbaru, pada Rabu (28/08/2024).
Acara ini sendiri merupakan inisiasi Badan Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo bekerja sama dengan Bisnis Indonesia dan ULM.
Adapun acara ini dihadiri ribuan kalangan generasi milenial dan gen z, dan menghadirkan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Dalam kesempatannya, Direktur Bakti Kominfo, Fadhilah Mathar menekankan peran penting Bakti sebagai enabler transformasi digital di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki infrastruktur telekomunikasi yang memadai.
“Kami berkomitmen untuk mendorong ekonomi digital dan mempercepat penetrasi internet di seluruh Indonesia. Meskipun penetrasi internet di perkotaan mencapai 88 persen dengan kontribusi 65 persen, di pedesaan, angkanya masih berada di 80 persen dengan kontribusi hanya 35 persen,” ujarnya, mengutip data tahun 2023.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, Bakti Kominfo mengembangkan proyek lanjutan Multi SATRIA-2. Proyek ini fokus pada lokasi-lokasi baru yang belum tercakup oleh layanan teknologi serat optik atau microwave.
Dengan kapasitas mencapai 300 Gbps, SATRIA-2 diharapkan dapat memberikan peningkatan layanan signifikan dibandingkan SATRIA-1 yang memiliki kapasitas 150 Gbps.
Teknologi satelit ini dinilainya sangat cocok untuk daerah 3T dan menjadi solusi penting dalam mengatasi kesenjangan digital serta mendukung pembangunan ekonomi di daerah-daerah tersebut.
Sementara itu, Rektor ULM, Prof Ahmad Alim Bachri menggarisbawahi bahwa aksesibilitas digital masih menjadi masalah serius, khususnya di daerah 3T.
Dirinya pun mengusulkan agar Kominfo menjalin kerja sama lebih erat dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri untuk mengatasi kesenjangan ini.
“Akses yang terbatas di daerah 3T membuat anak-anak kesulitan untuk mendaftar di perguruan tinggi, yang kini hampir seluruhnya dilakukan secara online. Ini adalah peluang penting yang harus diambil,” tegasnya.
Ahmad mencontohkan kasus di Pulau Sembilan, Kotabaru, di mana siswa harus menempuh perjalanan laut selama 10 jam hanya untuk mendapatkan sinyal agar dapat mendaftar ke perguruan tinggi.
ULM sendiri kata Ahmad, telah mengembangkan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Kotabaru dan Balangan, yang ke depannya sangat membutuhkan akses digital yang memadai.
“Anak-anak muda yang buta terhadap perkembangan teknologi informasi akan seperti hidup dalam gua tanpa cahaya. Mereka akan kehilangan kesempatan untuk berdaya saing, seberapa pintar pun mereka, jika tidak memiliki akses,” tambahnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ULM itu juga menilai bahwa program Bakti Kominfo sangat strategis dalam mendorong pemerataan akses pendidikan dan ekonomi digital.
“Program ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan berkualitas,” tukasnya.