TERAS7.COM – Kabupaten Balangan memiliki delapan daerah kecamatan, masing – masing daerah kecamatan di Kabupaten Balangan ini memiliki kelebihannya masing-masing sejak jaman dahulu.
Contoh saja, Kecamatan Batumandi memiliki khasnya seperti, Mandai Batumandi, Sirup Batumandi. Kecamatan Awayan dengan Gula Semutnya. Kecamatan Juai tereknal dengan “Waluh Juainya”. Kecamatan Halong, kecamatan ini memiliki penduduk terbanyak di Kabupaten Balangan di antara Kecamatan lainnya, disini sangat terkenal dengan buah pisangnya. Dan Kecamatan Lampihong memiliki kekhasannya yaitu “Gula Habang” atau gula aren.
Di Desa Gunung Batu Kecamatan Tebing-Tinggi Kabupaten Balangan, sangat terkenal dengan wisata alamnya airnya, yaitu Maranting. Sama halnya dengan Kecamatan Paringin dan Paringin Selatan juga diketahui memiliki keunggulannya masing-masing yaitu wisata Baruh Bahinu (Paringin Selatan) dan Wisata Budaya Balida (Paringin Kota)
Itulah ciri khas nya di masing masing daerahnya dikabupaten Balangan, disini wordpress-1348129-4951175.cloudwaysapps.com akan membahas terkait Kecamatan yang berjuluk “Lampihong Manis Si Gula Habang”.
Di kecamatan Lampihong terdapat puluhan penyadap pohon Hanau (aren), sebagai bahan untuk uta pembuatan Gula Habang khas Lampihong ini. Para pembuat Gula Habang di kecamatan Lampihong ini tersebar di beberapa desa.
Salah satu desa yang terkenal dengan gula arennya adalah Desa Matang Hanau, yang mana arti Hanau nama desa tersebut adalah pohon aren. Dan benar di Desa Matang Hanau sebelum sampai ke Desa ini banyak terlihat pohon Hanau di belakang rumah warganya.
Salah seorang pengolah Gula Habang yang berbeda di Desa Matang Hanau Kecamatan Lampihong ialah, Muhammad Aslam yang telah puluhan tahun membuat Gula Habango.

“Saya membuat gula aren sudah puluhan tahun, tapi juga sambil usaha sampingan. Tetapi ketika masa pandemi ini, sekitar satu tahun lebih sudah pokos untuk membuat Gula Habang,” tutur Aslam.
Diungkapkan dia bahwa, sehari ia mampu mengumpulkan tujuh jerigen atau sekitar 35 liter nira dari pohon Hanau dari tujuh pohon aren miliknya, yang berada di belakang rumahnya.

Sehari ia mampu membuat 10 biji Gula Habang, yang beratnya sekitar satu setengah kilogram (Kg) dengan harga 25 ribu. Diungkapkan kalau yang kecil semacam di togo icon Kecamatan Lampihong ini, yang terletak di Pusat Kecamatan Lampihong, mungkin seharinya ia mampu menghasilkan 50 biji per harinya dengan harga tiga ribu per bijinya.
Ini yang membuat cita rasa Gula Habang di tempat Aslam masih alami, yang mana pembuatannya masih dengan cara yang manual, diperkirakan sehari untuk proses pematangannya sekitar delapan jam dengan api yang terus menyala.
“Pengolahan bisa mencapai 8 jam, air laang (air aren) harus benar benar matang, dan warnanya mulai merah kehitaman yang tandanya matang,” tuturnya.
Ia mengatakan, Gula Habang di tempatnya asli tanpa campuran gula pasir, murni air aren yang diolah. Menurutnya kualitas adalah yang utama.
“Gula Habang disini, tidak sempat bertahan lama di rumah, sehari pasti ada yang mengambil, entah itu yang sudah memesan duluan ataupun pembeli yang datang ke rumah. Kami tidak pernah menjajakan ke pasar atau kemana.
Mungkin pembeli percaya kepada kualitas gula kami yang asli,” ucapnya.
Sementara itu menurut, Dina Tiara salah seorang langganan dari Aslam mengungkapkan bahwa, bahwa ia membeli Gula Habang, di tempat Aslam karena keasliannya.
“Memang telah lama, langganan dan memang disana gula habangnya asli,” tutur Dina.