Dengan berselancar di website kami, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi kami.
Accept
Teras7.comTeras7.com
  • INDEKS BERITA
  • NEWS
    • Nasional
    • Berita Umum
    • Ekonomi
    • Layanan Publik
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Banjir KalSel
  • LIFE
    • Education
    • Lifestyle
    • Teknologi
    • Kilas Balik
  • HEALTH
  • TRAVEL
  • FOOD
Search
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
Reading: Meriam Peninggalan Sejarah Kerajaan Banjar Diletakan Sini
Share
Sign In
Notification Show More
Aa
Teras7.comTeras7.com
Aa
Search
  • Indeks Berita
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Pemerintahan
  • Lifestyle
  • Budaya
  • Opini
  • Education
  • Ekonomi
  • Video
  • Berita Umum
  • Environment
  • Infrastruktur
  • Kesehatan
  • Kilas Balik
  • Kuliner
  • Layanan Publik
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Religi
  • Sosial
  • Teknologi
  • Travel
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.

Meriam Peninggalan Sejarah Kerajaan Banjar Diletakan Sini

Rizki Saputera
Rizki Saputera 30 Juni 2020, 15.12
Share
SHARE

TERAS7.COM – Kerajaan Banjar atau Kesultanan Banjar merupakan salah satu kerajaan yang sempat berdiri di Kalimantan Selatan sejak didirikan oleh Pangeran Samudera atau kemudian hari dikenal sebagai Sultan Suriansyah pada tahun 1520.

Kerajaan yang merupakan pelanjut dari Kerajaan Negara Dipa dan Kerajaan Negara Daha ini tak hanya berkuasa di Kalimantan Selatan saja, tapi pengaruhnya juga terasa hingga Sambas Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan pedalaman Kalimantan.

Namun pecahnya perang Banjar pada tahun 1859 disusul dengan penghapusan secara sepihak oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada tahun 1860 telah memusnahkan banyak peninggalan kerajaan, salah satunya Keraton Kesultanan Banjar di Kota Martapura yang dibakar habis oleh Belanda.

Walaupun musnah, akan tetapi peninggalan Keraton Kesultanan Banjar ini masih bisa ditemukan, salah satunya adalah Meriam kuno di depan Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar yang saat ini sudah menjadi cagar budaya.

Baca juga :

Bahasa Banjar Dilestarikan Lewat Lomba Cipta Lagu Anak

Harmoni Budaya Menyatu di Hari Jadi ke-22 Tanah Bumbu

Festival Tanglong Meriahkan Malam Nuzulul Qur’an di Bintang Ara

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kabupaten Banjar, Tisnohadi Harimurti saat ditemui Teras7.com di ruang kerjanya mengungkapkan Meriam tersebut merupakan salah satu dari 3 benda cagar budaya serupa yang ditemukan di Kota Martapura.

“Benda cagar budaya berupa Meriam peninggalan zaman dahulu ini salah satunya ada di depan kantor kita, sementara dua sisanya ada di depan Mahligai Sultan Adam dan Markas Kodim 1006/Martapura,” ujarnya.

Pelestarian ketiga benda cagar budaya tersebut merupakan tanggung jawab instansinya dilakukan dengan cara menghindari kerusakan dan kehilangan serta mempertahankan bentuk aslinya.

“Meriam yang ada di depan kantor ini berkaitan dengan Kerajaan Banjar yang ditemukan saat pembangunan Pasar Batuah. Kemudian diangkat dan ditempatkan di depan kantor DPRD Banjar tanpa perawatan dan sempat terbengkalai. Karena itu kami berinisiatif dengan tim ahli cagar budaya berusaha menyelamatkan Meriam ini. Daripada rusak terpendam ditanah, kami buatkan tempat khusus di depan kantor kami,” cerita Trisnohadi.

Diketahui Meriam tersebut milik Kesultanan Banjar karena memiliki kualitas bahan logam yang berbeda dengan Meriam peninggalan Belanda yang cenderung lebih awet.

Karena Meriam tersebut merupakan benda cagar budaya, maka pelestariannya tidak bisa dilakukan dengan merestorasi atau mengubah bentuk aslinya, tetapi harus mempertahankan bentuk asli dan keutuhan Meriam tersebut.

 

“Bahkan kalau di cat saja bisa terancam dihapus status cagar budayanya walaupun berkarat akibat lama terpendam di dalam tanah. Sehingga Meriam tersebut kami tempatkan di tempat yang aman dan representative,” terangnya.

Tisnohadi berharap cagar budaya ini tak hanya dijaga dan dirawat oleh Pemerintah saja, tapi juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat misalnya untuk bidang Pendidikan.

“Meriam ini merupakan cagar budaya dan benda bersejarah yang menjadi pengingat bagi kita, bahwa kita memiliki sejarah panjang sebagai pembentuk identitas kita dan tanda perjuangan masyarakat. Kita ingin masyarakat dapat memanfaatkan benda ini misalnya untuk pendidikan sejarah dengan mengunjungi benda cagar budaya ini. Jadi kita tak hanya belajar sejarah mengenai tokoh dan kapan waktunya saja, tapi juga bisa menyaksikan bentuk fisiknya di lapangan, baik dengan bukti arkeologis maupun manuskrip,” harapnya.

You Might Also Like

Bahasa Banjar Dilestarikan Lewat Lomba Cipta Lagu Anak

Harmoni Budaya Menyatu di Hari Jadi ke-22 Tanah Bumbu

Festival Tanglong Meriahkan Malam Nuzulul Qur’an di Bintang Ara

Festival Becatuk Dauh 2025 Digelar, Tradisi Tahunan Menyambut Ramadan!

Mengenang Cita Rasa Tempo Dulu di Festival Kuliner Desa Batulicin Irigasi

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Print
What do you think?
Love1
Cry1
Sad1
Happy1
Angry1
Surprise1

Populer Bulan Ini

TNI-POLRI dan Forkopimda Kotabaru Mantapkan Sinergitas untuk Keamanan dan Pelayanan Masyarakat
29 Maret 2025, 11.41
Sadis! Pembunuhan Jurnalis Juwita Diduga Sudah Direncanakan Pelaku J Oknum TNI AL
29 Maret 2025, 16.26
‘Kami’ Bertanya! Kenapa Juwita?
25 Maret 2025, 07.00
PT SSC Kembangkan Budidaya Ikan Bioflok di Desa Binaan
18 Maret 2025, 19.51
Pendidikan Bintara TNI AD 2024 di Rindam Mulawarman Ditutup, 354 Prajurit Resmi Dilantik!
27 Maret 2025, 21.28
Teras7.comTeras7.com
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Wartawan
  • Tim Redaksi
Selamat Datang!

Masuk ke akun

Register Lost your password?