TERAS7.COM – Pemandangan berbeda tampak di Pasar Martapura beberapa waktu belakangan, karena di salah satu bagiannya tampak lebih lengang.
Adalah Jalan Angsana yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dan Desa Murung Kenanga, jalan yang biasanya dipadati Pedagang Kali Lima (PKL) kini tak tampak lagi.
Biasanya Jalan Angsana dipadati PKL, ditambah dengan banyaknya pengendara motor dan pengunjung pasar serta pembecak, khususnya pada saat pagi hari hingga siang hari.
Kini yang memiliki lebar sekitar 4 meter ini dapat dilalui dengan lancar, hanya ada pembecak yang parkir menunggu pengunjung pasar yang memerlukan jasa mereka.
Lancarnya arus di Jalan Angsana ini membuat pengunjung pasar merasa lega, diantaranya adalah Azmi, warga Banjarbaru yang mengunjungi Pasar Martapura pada Kamis (26/8/2021).
“Alhamdulillah, cukup lega sekarang. Sebelumnya kalau lewat disini cukup padat, apalagi kalau lewat sini menggunakan sepeda motor,” katanya.
Hal ini merupakan hal yang baik kata Azmi, ia berharap tak hanya di Jalan Angsana ini saja dilakukan penataan, tapi juga di bagian Pasar Martapura yang lain.
“Seperti di jalan menuju Mesjid Al Karomah Martapura, itu kan masih banyak PKL yang memenuhi jalan. Lebih baik ke depan, penataan seperti disini bisa dilakukan di sana juga,” harapnya.
Sementara itu Humas Perusahaan Daerah Pasar Bauntung Batuah (PD PBB), Gusti Andre pada Kamis (26/8/2021) mengatakan penataan tersebut terkait dengan rencana pembangunan Air Santri.
“Terkait relokasi PKL ini memang pada tanggal 19 Agustus 2021 kemarin kita adakan rapat dengan para PKL dan menghasilkan kesepakatan yang intinya mereka mau di relokasi di Pasar Murung Keraton,” katanya.
Total ada 89 PKL yang terdata dan mendapatkan lapak di lokasi baru yang memiliki 120 lapak dengan gratis biaya sewa selama 1 tahun setelah pemindahan.
Relokasi PKL tersebut untuk mendukung proyek Air Santri yang sedang digarap oleh Pemerintah Kabupaten Banjar dan akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), karena Jalan Angsana merupakan akses menuju lokasi proyek Air Santri.
Walaupun secara umum relokasi tersebut diterima pedagang, namun ada protes karena pedagang yang direlokasi menganggap pemindahan tersebut secara bertahap.
“Itu cuma salah paham saja, karena disebutkan proyek Air Santri dilakukan secara bertahap. Mereka mengira proyek tersebut kita yang mengerjakan, padahal tugas kita hanya menertibkan pedagang yang kemungkinan terimbas dari proyek Air Santri. Jadi kita berusaha mengangkat harkat dan martabat pedagang. Sementara pembangunan tersebut urusan pemerintah,” terang Gusti Andre.
Mengenai adanya protes pedagang mengenai sempitnya lapak dagangan yang di sediakan, hal tersebut adalah asumsi pedagang saja.
Gusti Andre membenarkan tak hanya PKL di Jalan Angsana saja yang direlokasi sejak 23 Agustus 2021 kemarin, di lokasi lain pun juga akan dilakukan relokasi.
“Ke depan bagaimana akses ke masjid juga nanti akan dilakukan. Insya Allah akan diterapkan setelah program ini berhasil, ini yang akan kita lakukan bertahap,” ujarnya.