TERAS7.COM – Mengenal kualitas, bahan dan kekuatan dari berbagai jenis paving block, sebagai bahan dasar pekerjaan proyek pembangunan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kali ini kita akan membahas tentang salah satu bahan proyek bangunan yang sering digunakan, yaitu paving block. Dimana kita akan membahasa tentang standar dan kualitas dari produksi, serta mengetahui kekuatan dan kekelamah dari masing-masing bahan.
Paving block merupakan material bangunan yang terbuat dari campuran semen, air, abu batu serta agregat halus dan kasar. Bahan bangunan satu ini biasanya digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau bahan pengerasan pada permukaan tanah yang memiliki nama lain ialah bata beton.
Salah satu dari komponen proyek pembanguanan, paving block digunakaan di dasar permukaan tanah, dengan susunan rapi dan mengunci sehingga lebih kuat dan tahan beban berat.
Paving block memiliki beberapa jenis, diantaranya, persegi panjang, cacing, hexagonal atau persegi lima, Trihex, dan topi uskup, tergantung selera dari pengguna.
Dalam varian jenisnya, paving block juga memiliki standar kekuatan kualitas, yaitu 300K sampai 500K sesuai dengan bahan yang dicampur dalam produksinya, sehingga dapat menyandang berat beban seperti mobil hingga truk.
Dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Husnul Khatimi mengatakan, SNI 030991 Tahun 1996 yang menjelaskan apa itu paving block dan sebagainya.
Dalam penggunaannya ada klasifikasi berdasarkan mutu. Mutu A kekuatannya 40 MPA yang digunakan untuk jalan, K Tekan Mutu B untuk parkir 20 MPA, untuk perjalan kaki K Tekan Mutu B 15 MPA dan tempat pejalan kaki yang jarang dilewati K Tekan mutu C dengan kekuatan 10 MPA.
Paving block juga terkait dengan kemampuan menyerap air, semakin tinggi mutu penyerapan air juga renda, apabila terlalu banyak menyerap air maka akan menekan mutu paving, seperti mutu A hanya menyerap 3 persen air dan mutu paling rendah menyerap 10 persen air, sebagaimana uji labnya.
Selain penyerapan air juga dinilai keausan, memiliki nilai rata-rata berapa menit ia mengalami keausan, dimana hanya bisa diuji dalam alat lab saja,” ujarnya.
Maka dari itu misal, paving block untuk sekolah itu seperti apa, artinya sekolah memiliki aktivitas cukup banyak dan bisa masuk pada klasifikasi mutu C, namun apabila juga digunakan sebagai tempat parkir maka harus menggunakan mutu B.
“Pengambila contoh untuk sampel juga harus utuh tidak boleh yang retak demikian juga jumlah, misal setiap 50 paving akan di uji 20 diantaranya, begitu seterusnya tergantung dari jumlah paving yang akan dikerjaan,” terangnya.
Ditempat terpisah, Abdurrahman tukang yang biasa mengerjakan paving block merngatakan, dari serat pun paving sudah bisa dinilai apakah memiliki kualitas tinggi atau rendah.
“Biasanya saya kalau mau melihat kualitas dan kekuatan paving saya banting dlu, apabila masih utuh berarti kualitas baik, apabila hancur atau patah maka paving berkualitas rendah,” pungkasnya.
Paving block memiliki daya tahan yang tidak disebutkan eksklusif seberapa lama bertahan, namun secara umum dalam sebuah proyek tentu tidak mau membuat kegiatan yang hanya bertahan beberapa bulan.