Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemerintah Kabupaten Banjar akan kembali menunjukan produk perkebunan unggulan setelah belasan tahun punah akibat serangan hama tanaman menular.
Dahulu, Kabupaten Banjar sangat dikenal dengan produk perkebunan unggulan, yaitu pisang dan jeruk.
Kedua buah ini adalah buah yang sangat khas, sehingga menjadi ikon perkebunan milik Kabupaten Banjar.
Namun pada tahun 2006 lahan perkebunan Kabupaten Banjar dilanda dengan serangan hama menular yang menyebabkan dua tanaman buah ini hampir punah hingga saat ini.
Wakil Bupati Banjar Saidi Mansyur saat meninjau kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Tanaman Pangan dibawah pimpinan H. Muhammad Fachri.
Kedatangan Saidi pada hari Kamis (05/08) di ajak oleh Fahri menuju ruang Laboraturium, tempat operasi pembelahan 5000 bibit pisang yang akan dikembangkan, hingga mengembalikan produk perkebunan unggulan buah pisang milik Kabupaten Banjar yang sempat menghilang 11 tahun yang lalu.
Seperti apa yang disampaikan oleh Fachri, Kabupaten Banjar waktu dulu memiliki ikon di bidang perkebunan, yaitu pisang dan jeruk.
Dimana kedua buah hasil dari perkebunan kabupaten banjar memiliki ciri khas dan rasa yang jauh berbeda dengan produk perkebunan daerah lain.
“Lihat saja pisang yang saat ini dijual di pasaran, isinya berwarna kuning pucat (agak putih) dan rasanya hambar. Berbeda dengan pisang yang memang asli dari perkebunan kita di Kabupaten Banjar yang sangat subur menghasilkan serat pisang yang isinya lebih kuning dan lebih manis dibandingkan pisang pisang yang kita ambil dari sulawesi yang dikirim lewat Kabupaten Kotabaru,” jelasnya.
Dalam satu tahun ini, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Banjar sedang meningkatkan produksi pembuatan bibit pisang dengan jenis pisang manurun, mahuli dan ambon yang sudah mencapai 5.000 bibit pisang yang siap masuk dalam tahap pembuahan.
Sebenarnya, lanjut fachri, Dinas Tanaman Pangan Dan Holtikoltura Kabupaten Banjar di targetkan harus memproduksi 7.000 bibit pisang dalam waktu satu tahun.
“Untuk mencapai jumlah produksi bibit, kita memiliki beberapa faktor yang menjadi kendala, diantaranya sumber daya manusia, alat-alat laboraturium dan bangunan yang kurang refresentatif. Saat ini kita hanya memiliki 4 tenaga kerja dibidang laoraturium dan 2 orang yang masih dalam tahap seleksi, ruang lab yang sangat kecil sehingga tidak mampu menambah rumah kaca dan alat lab yang juga masih kurang,” ujarnya.
Fachri juga menyampaikan, pada tahun ini Kabupaten Banjar telah menerima hibah lahan dari kementrian sebanyak 50 Hektar untuk perkebunan jeruk dan pisang yang terbagi di 7 kecamatan.
Wakil Bupati Banjar Saidi Mansyur menambahkan, dengan program yang sudah dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura untuk memunculkan kembali ikon tanaman unggulan yang sempat hilang harus didukung.

Apabila nanti para petani mampu memproduksi tanaman buah pisang dan limau, maka tegas Saidi, hal itu juga akan meningkatkan penghasilan ekonomi mereka dan Kabupaten Banjar akan kembali menjadi daerah produksi pisang dan jerung terbaik.
“Tentu ini akan sangat kita dukung, bagaimana tidak, dahulu kita di Kabupaten Banjar mampu mengirim pisang dan limau permintaan ekspor. Karena memang kita memiliki tanah yang subur dan kualitas hasil perkebunan yang lebih baik dari perkebunan di daerah lain,” tambahnya.
Ia juga berharap, produksi bibit pisang dan limau bisa terus meningkat, sehingga kabupaten banjar akan kembali memiliki ikon perkebunan yang dikenal sampai manca negara dengan rasa yang berbeda dan khas dibandingkan perkebunan daerah lain.
“Harapan saya, kita mampu memunculkan kembali ikon perkebunan milik Kabupaten Banjar, melalui program yang sekarang dari Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura, yang memproduksi bibit pisang dan limau sehingga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi pasar,” pungkasnya.