TERAS7.COM – Peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2022 lalu, menjadi salah satu cara perempuan untuk mendapatkan pengakuan dan kesadaran diri akan potensi serta kelayakan yang dimilikinya dalam menghadapi dunia yang semakin penuh dengan tantangan.
Hal ini disampaikan langsung oleh General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (UIW Kalselteng), Tonny Bellamy dalam webinar “Women Empowerment PLN Kalselteng 2022 – Resiliensi Lejitkan Kreatifitas Kartini Masa Kini”.
“Dalam menghadapi dunia yang serba berubah ini, maka perlu adanya kolaborasi dari semua pihak baik laki-laki maupun perempuan, saat ini semua dapat berperan aktif dan kreatif dalam menghadapi perubahan tersebut untuk membawa perusahaan semakin sustainable,” ucap Tonny. Sabtu (23/04/2022).
Tonny juga menyampaikan bahwa PLN juga memberikan kesempatan dan ruang seluas-luasnya bagi perempuan untuk bisa mencetak prestasi dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitasnya.
Hal tersebut terbukti, sebab saat ini jumlah pegawai perempuan di PLN mencapai 147 orang atau setara 17,27 persen dari total pegawai PLN UIW Kalselteng.
“Kesempatan yang sama ditawarkan kepada seluruh pegawai baik perempuan ataupun laki-laki, di PLN perempuan memegang peranan penting dalam menjalankan kegiatan perusahaan,” jelas Tonny.
Dirinya optimis hal ini menjadi titik bangkitnya pembangunan potensi srikandi-srikandi PLN yang lebih berani berinovasi, berkarya dan menjadi srikandi terbaik atau pemimpin masa depan.
Webinar tersebut turut menghadirkan Analisa Widyaningrum seorang pakar psikologi untuk memberikan motivasi bertajuk “Resiliensi Lejitkan Kreatifitas Kartini Masa Kini” kepada srikandi-srikandi PLN agar lebih berdaya dengan mengenali potensi-potensi diri sehingga dapat mendongkrak kreatifitas.
Dalam paparannya, Analisa mengungkapkan saat ini banyak sekali perempuan yang mengadapi tantangan-tantangan sebagai Ibu maupun Wanita karir, terlebih generasi muda saat ini banyak dituntut dengan sukses yang terlihat seperti cerita yang banyak tersebar di media sosial sehingga dapat berakibat menurunkan kepercayaan diri.
“lagi hits yaa, teman teman milenial pasti tau, di media sosial banyak orang yang berbagi cerita tentang pencapaian, sehingga memungkinkan berdampak pada kehidupan pribadi bahkan berdampak pada kepercayaan diri,” ujar Analisa
Terdapat beberapa hal yang menjadi penghalang bagi perempuan untuk berkembang serta terlibat dalam berbagai sektor, seperti ketakutan dalam menghadapi risiko, rendahnya kepercayaan diri, takut akan kegagalan, diskriminasi, dan stigma masyarakat serta budaya high power distance, dimana perempuan dianggap tidak lebih mampu dari laki-laki sehingga kita perlu menjadi Resilience yaitu dapat bertahan menghadapi tekanan dalam kehidupan atau pekerjaan.
“Resilience hari ini penting karena seberapa toleransi kita terhadap stress itu sebenarnya adalah sesuatu yang bisa dilatih dan menjadi keterampilan,” ucapnya.
Menurut Analisa ada beberapa langkah yang dapat untuk dapat menciptakan Resilience seperti menentukan tujuan dan mengenali diri, temukan support system, mencari kesenangan, hindari mengkritisi diri secara berlebih sehingga dapat mengelola emosi/stress serta dapat mengolah energi tersebut untuk menjadi hal yang lebih positif dan kreatif.
Wanita karir memiliki peran ganda, yaitu bekerja dan juga menjadi ibu bagi anak-anaknya. Berperan ganda terutama dalam masa pandemi seperti ini tentu mempengaruhi kondisi psikologis mereka terutama dalam hal pekerjaan.
“Pemberdayaan secara psikologis menjadi penting dalam menghadapi perubahan dan untuk meningkatkan performa di tempat kerja karena dapat meningkatkan sense of personal control yang dapat memotivasi dalam bekerja untuk mendapatkan hasil positif,” pungkas Analisa.