TERAS7.COM – Petani asal Balangan mengungkap cara agar porang yang merupakan tanaman umbi-umbian memiliki nilai ekspor.

Tanaman porang semakin banyak dibudidayakan para petani di Kabupaten Balangan. Harga bibit porang saja yang berupa katak untuk harga lokal Rp 140.000,00 per kilogram, daerah jawa dikisaran harga Rp 180.000,00.
Joni, petani Balangan yang juga sebagai Ketua Asosiasi Asuhan Pemberdayaan Porang (ASPEPORIN) Kalimantan Selatan, mengungkapkan cara agar porang bernilai ekspor harus dibentuk menjadi chips.
“Umbi porang yang akan diekspor harus berbentuk chips. Cara membuat chips yaitu umbi yang sudah diambil dibersihkan dan dipotong tipis-tipis menggunakan alat, lalu dijemur hingga kering,” terangnya, Selasa (24/08/2021).
Di Balangan, tak banyak pembeli tanaman itu. Bahkan, Joni berani memastikan hanya dia yang selama ini membeli porang dari petani.
“Di Balangan petani porang menjual umbinya ke saya dan harganya berkisar Rp 8 ribu – Rp 9 ribu per kilonya,” ungkapnya.
Dia pertama kali mengekspor porang pada 12 April 2021. Joni mengumpulkan 10 ton porang sebelum mengekspornya ke Jepang. Dengan harga jual Rp 50 ribu per kilogram, dia berhasil meraup keuntungan Rp 500 juta.
“Chips yang sudah jadi kita kirim langsung ke Shimizu Chemical Industry di Jepang dan harga chips saat ini berkisar Rp 50 ribu – Rp. 55 ribu per kilonya,” ucapnya.
Belakangan ini, popularitas tanaman porang semakin menanjak. Pohon porang tadinya hanya dianggap sebagai tanaman liar yang memiliki aroma tak sedap. Namun, persepsi tersebut langsung berubah total sejak ada yang membuktikan potensi dari tanaman porang.
Tanaman Porang atau Amorphophallus muelleri adalah tanaman penghasil karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan. Tanaman porang sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan diekspor sebagai bahan baku industri.
Peluang dari tanaman porang di Balangan sangat besar, selain karena tanaman porang cocok untuk tumbuh di dataran tinggi seperti Kabupaten Balangan.
Kabupaten Balangan menyumbangkan pengiriman umbi Porang sebesar 10 Ton setiap minggunya atau 50% dari total pengiriman Kalimantan Selatan (Kalsel) yang sebesar 20 Ton per minggunya yang dikirimkan ke luar kalimantan.
Bahkan kini Kabupaten Balangan telah bekerjasama dengan salah satu perusahaan asal jepang untuk ekspor porang ini dan kini masih dalam tahap kerjasama tersebut.