TERAS7.COM – Di tengah kesibukan kota Samarinda, sebuah cerita harapan tengah disulam oleh kebaikan hati Posko SatuJiwa. Inisiatif yang dimulai sebagai respons terhadap kondisi memprihatinkan tempat tinggal nenek Isar, berubah menjadi simbol solidaritas dan empati bagi masyarakat sekitar.
Keberadaan Posko SatuJiwa di kota ini tidak hanya sebagai entitas bantuan, tetapi lebih dalam sebagai wujud nyata bahwa masih ada cinta dan kepedulian yang tumbuh diantara kita.
Khairil, salah satu relawan SatuJiwa mengungkapkan, keberadaan Posko SatuJiwa di Samarinda berawal dari keprihatinan terhadap kondisi hidup warga kurang mampu, terutama lansia yang hidup seorang diri seperti nenek Isar. Program rehab rumah yang dijalankan merupakan inisiatif untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada mereka yang membutuhkan.
Samarinda, yang dipilih sebagai lokasi pertama, menjadi awal dari serangkaian misi kemanusiaan yang akan terus berlangsung.
Nenek Isar, wanita lansia yang hidup sendiri di rumahnya yang nyaris roboh di jalan Padat Karya RT 20 Desa Sambutan, Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan, Kabupaten Samarinda, menjadi simbol dari warga kurang beruntung yang mendapat perhatian dari Posko SatuJiwa.
“Sudah bertahun-tahun, beliau hidup dalam keterbatasan, baik secara fisik maupun material,” ungkap relawan SatuJiwa Khairil.

“Ketegaran dan keuletan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk relawan Posko SatuJiwa yang bertekad untuk membawa perubahan pada kualitas hidup nenek Isar,” imbuhnya.
Rumah nenek Isar merupakan sebuah hunian yang jauh dari kata layak. Berdiri di atas lahan sempit dengan konstruksi yang sudah rapuh, rumah itu nyaris tidak bisa melindungi penghuninya dari panas dan hujan. Dinding dari papan yang reyot dan atap yang bocor menjadi saksi bisu dari perjuangan hidup sehari-hari nenek Isar. Kondisi ini lah yang memantik Posko SatuJiwa untuk bertindak segera.
Latar belakang SatuJiwa di Samarinda bermula informasi RT 20, Desa Sambutan, Suriansyah, juga kepedulian Khairil yang merupakan warga asli setempat.
“Dengan dukungan dari donatur, hamba Allah, komunitas lokal, IPSM dan LPM Kelurahan Sambutan, dan kerja keras relawan, Posko SatuJiwa mengambil langkah nyata untuk merehabilitasi rumah nenek Isar,” kata Khairil, tidak hanya memperbaiki struktur yang rusak.
Usaha ini tidak hanya berfokus pada kepentingan fisik, tetapi juga memberikan dampak psikologis bagi nenek Isar dan membuktikan bahwa masih ada kebaikan di dunia ini.
Terpisah, Koordinator SatuJiwa Tanah Bumbu, Pelda Indro Turseno mengutarakan, keberhasilan inisiatif di Samarinda menjadi langkah awal untuk lebih banyak aksi Posko SatuJiwa di masa depan. Rencana untuk mengembangkan lebih banyak program serupa di berbagai wilayah lainnya terus digagas, dengan harapan dapat menyentuh lebih banyak lagi kehidupan-kehidupan yang membutuhkan uluran tangan.
Keberhasilan rehab rumah ini menjadi bukti bahwa kerja sama dan kepedulian bersama dapat mengatasi tantangan sosial yang ada. Komunitas menjadi lebih erat, sementara nenek Isar kini memiliki tempat tinggal yang aman dan nyaman.
“Posko SatuJiwa berharap untuk terus menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi para relawan dan masyarakat luas dalam menghadapi berbagai tantangan sosial yang ada,” pungkas Pelda Indro Turseno di Tanbu.