TERAS7.COM – Prioritas pembangunan desa merupakan program yang sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh desa sendiri, mulai dari penyusunan RPJMDes, RKPDes, hingga penganggaran dalam APBDes.
Namun, dalam pelaksanaan evaluasi APBDes sebelumnya, masih banyak kendala yang dihadapi. Inovator Feri Arianti, Senin (24/3/2025), mengungkapkan bahwa meski telah dibentuk tim evaluasi tingkat kecamatan, proses pelaksanaannya masih sering mengalami keterlambatan. Hal ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh pemerintah desa, tetapi juga karena persoalan makro di tingkat kecamatan dan kabupaten.
Menurut Feri, permasalahan utama terletak pada kurangnya partisipasi, komunikasi, dan informasi. Akibatnya, proses pengajuan rekomendasi pencairan dana tidak bisa dilakukan tepat waktu sebagaimana yang diatur oleh DINSOSP3MD.
“Di Kecamatan Juai, kami menemukan banyak keterlambatan dalam perbaikan hasil evaluasi, yang berdampak pada lambatnya pencairan dana desa maupun alokasi dana desa,” jelasnya.
Selama ini, evaluasi hanya dilakukan oleh tim dari kecamatan tanpa melibatkan desa secara aktif. Minimnya komunikasi dan informasi membuat pemerintah desa kesulitan memperbaiki APBDes, bahkan bisa memakan waktu hingga lebih dari tujuh hari.
“Perbaikan yang lambat ini jelas berdampak pada penyaluran dana yang juga tidak tepat waktu. Maka dari itu, perlu ada upaya atau terobosan agar proses evaluasi bisa lebih cepat,” tambahnya.
Dari permasalahan tersebut, lahirlah inovasi Si Cabe Pedes (Evaluasi Cepat Berkolaborasi dengan Pemerintahan Desa), yang bertujuan mempercepat proses evaluasi dan perbaikan APBDes di tingkat desa.
Dengan pendekatan kolaboratif dan komunikasi langsung, inovasi ini memungkinkan perbaikan dilakukan saat itu juga, sehingga proses evaluasi bisa dipersingkat menjadi hanya dua hingga tiga hari.
“Keunggulan Si Cabe Pedes adalah kemudahan bagi pemerintah desa untuk berkonsultasi langsung soal anggaran dalam APBDes, sekaligus mempercepat perbaikannya hingga tahap pencairan dana,” ungkap Feri.
Hingga saat ini, inovasi tersebut telah mendampingi 21 desa di Kecamatan Juai. Feri berharap, Si Cabe Pedes bisa menjadi solusi percepatan evaluasi APBDes yang lebih efektif, efisien, dan tepat waktu.