TERAS7.COM – Pasar Papan Martapura yang berada di Jalan Pasar Papan, Desa Antasan Senor Ilir, Kecamatan Martapura Timur merupakan kawasan yang terkenal sebagai penjualan kayu di Kabupaten Banjar.
Di Pasar Papan yang berdiri sekitar tahun 1985 ini terdapat sekitar 40 petak penjual kayu berbagai jenis.
Pasar Papan ini sendiri awalnya berlokasi di Kampung Pesayangan, depan Mesjid Agung Al-Karomah sebelum pindah ke lokasi sekarang, dimana pada tahun 1992 Pasar Papan ini sempat musnah akibat kebakaran besar.
Namun pasca kebakaran tersebut, Pasar Papan bangkit kembali dan penjualan kayu terus meningkat hingga akhirnya mulai menurun akibat meningkatnya pembangunan perumahan dengan bahan bangunan yang mayoritas bukan kayu lagi.
Salah satu pemilik usaha penjualan kayu, Faturrahman (50) saat ditemui pada Sabtu (12/12) mengungkapkan penjualan kayu di Pasar Papan tetap berjalan.
“Tapi memang ada sedikit penurunan penjualan selama 10 tahun belakangan, tak seramai dahulu karena adanya beragam bahan bangunan yang lain pengganti kayu,” katanya.
Penjualan kayu di Pasar Papan sendiri lanjutnya memang tak seramai dulu, apalagi sekarang penjualan kayu sudah dimana-mana, tak lagi terkonsentrasi di Pasar Papan seperti dahulu.
Faturrahman sendiri mengaku mulai menggeluti usaha ini sejak tahun 2008 melanjutkan usaha orang tuanya dan ada beberapa jenis kayu yang dijualnya.
“Ditempat kita ada kayu meranti, keruing dan ulin. Selain menjual papan dan balok untuk bahan pembuatan rumah, kusen dan lemari, ada juga ukiran khas Banjar ditempat kita,” bebernya.
Sementara itu Hairun (40), salah satu pemilik usaha penjualan kayu di Pasar Papan sejak 2006 melanjutkan usaha keluarga ini mengaku permintaan kayu masih cukup tinggi.
“Penjualan kayu memang menurun, tapi permintaannya masih tinggi terutama di daerah yang kondisi lahannya rawa, masih memerlukan tongkat dari balok kayu ulin. Misalnya di daerah Antasan,” katanya.
Hairun mengungkapkan ia hanya menjual papan dan balok kayu ulin yang didapatkan dari pabrik di Liang Anggang Banjarbaru untuk dijual secara eceran.
“Untuk papan kayu ulin dengan panjang 1,5 meter biasanya kita jual 33 ribu rupiah perkeping. Sedangkan untuk balok kayu ulin 510 kita jual 55 ribu perbalok,” ungkapnya.
Hairun menambahkan stok kayu ulin yang dijualnya sendiri cukup laku, sehingga hampir setiap bulan ia mendatangkan stok baru agar tidak kosong.
“Kita sendiri menjual paling jauh ke Mataraman, tapi mayoritas pembeli kita kebanyakan dari Pekauman, Pesayangan, Dalam Pagar dan Astambul yang mayoritas daerahnya rawa-rawa,” bebernya.
Namun Hairun menungkapkan usaha penjualan kayu sempat terpukul pandemi Covid-19 yang membuat penjualan sempat lesu karena pembeli yang enggan datang langsung untuk membeli.