TERAS7.COM – Acara nasional Teknologi Tepat Guna ke-20 dan Pekan Inovasi (PIn) Kelurahan dan Desa di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Uluwatu, Bali, dibuka Presiden Jokowi, Jumat (19/10).
Kegiatan tersebut merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Ditjen Bina Pemerintahan Desa (PMD) Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa PDTT.
Kegiatan itu bertujuan untuk mencari kreator dan inovator di daerah dalam pengembangan teknologi.
Presiden RI Joko Widodo dalam sambutannya menyatakan kekuatan Indonesia memang terletak pada perbedaan yang besar, dan aset terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan dan kerukunan.
Jokowi berharap agar pembangunan bangsa dimulai dari desa.
Pembangunan di desa lanjutnya, harus menggunakan bahan dari desa tersebut, dan mulai menggunakan teknologi tepat guna dan aplikasi sistem yang semakin terjangkau sehingga desa bisa dipasarkan.
Karena tambah Jokowi, ia banyak melihat, desa yang berhasil, dengan mengangkat desanya menjadi tempat wisata baru dengan pemasukan pedapatan yang tidak sedikit untuk masyarakatnya.
Acara itu, sedikitnya dihadiri sekitar 6000 peserta dari seluruh Indonesia, Kabupaten Banjar, tidak ketinggalan, daerah yang terkenal dengan julukan Kota Serambi Makkah ini juga mengisi stand yang disediakan pihak panitia.
Bupati Banjar H Khalilurrahman yang langsung hadir bersama Ketua TP PKK Kabupaten Banjar, Hj Raudhatul Wardiyah menyatakan, Kabupaten Banjar mengirimkan delegasi bergabung dengan stan Provinsi Kalimantan Selatan.
Nah, dari pantauan Teras7.com , stand yang diisi oleh Kabupaten Banjar, mendapatkan atensi dari para tamu TTG dan pengunjung umum GWK, pasalnya kerajinan batu akik, fukaha dan lainnya sangat menarik perhatian bagi tamu dan pengunjung dari daerah lain bahkan wisatawan mancanegara.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Banjar, Aspihani menerangkan, TTG merupakan acara Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Jadi pada intinya lanjut Aspihani, mereka memanfaatkan momen tersebut, untuk bertukar informasi, mencontoh sekaligus menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, serta sesuai dengan karakteristik desa di Kabupaten Banjar.
Salah satu kerajinan yang mereka tampilkan ungkap Aspihani, adalah kerajinan yang memanfaatkan tanaman eceng gondok, yang selama ini belum maksimal dimanfaatkan, bahkan terkadang dianggap sebagai tanaman pengganggu.
“Kerajinan dari Desa Cabi, Simpang Empat, kita tampilkan, kerajinan ini memanfaatkan eceng gondok untuk dibuat tas, sendal, dan perlengkapan lainnya,” terangnya.
Inovasi yang berdasarkan pada pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di desa tersebut, diharapkan dapat menjadi contoh inovasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan, khususnya masyarakat desa setempat.