TERAS7.COM – Bisnis arang halaban ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, omzet penjualannya bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Seperti yang diungkapkan Arif, pemilik distributor arang halaban di Jalan Veteran Sungai Sipai Martapura, Kabupaten Banjar.
“Perkiraan itu di atas Rp 10 juta dapat keuntungan bersihnya, itu kalau lagi ramai, apalagi pas bulan Ramadhan bisa meningkat 100 persen penjualannya,” ujarnya. Kamis (09/06/2022).
Dengan keuntungan tersebut, Arif mengaku pada bulan lalu mampu menjual arang halaban sebanyak 15 ton. Namun, untuk perbulannya penjualan terbilang cukup fluktuatif.
“Bulan lalu berhasil terjual sekitar 15 ton, tapi kadang bisa juga 10 ton per bulannya,” ungkapnya.
Kemudian, saat menjelang Hari Raya Idul Adha seperti sekarang ini, menurut Arif penjualan arang halaban relatif stabil, tidak ada kenaikan.
Menurutnya kenaikan penjualan yang signifikan itu terjadi saat malam tahun baru, karena pada waktu itu penjualan arang halaban miliknya bisa meningkat hingga 200 persen.
Di tempatnya ini, ia menjual arang halaban dengan dua versi, yakni partai atau per karung dan eceran atau per kantong plastik dengan harga yang juga berbeda.
“Untuk karung itu sudah ada timbangannya, untuk per kilo harganya Rp 4.700, sedangkan yang pakai kantong plastik itu Rp 5 ribu ukuran kecil, dan ukuran besar Rp 10 ribu,” ucapnya.
“Tapi disini kami menjual ada 2 jenis kualitas pilihan arang alaban A dan B, untuk kualitas A per 1 kg Rp 6.000, dan untuk kualitas B per 1 kg Rp 5.000 atau Rp 5.500,” sambungnya.
Lanjutnya, arang halaban yang dijualnya berasal dari produsen di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Kemudian, untuk penjualannya masih mencakup wilayah Martapura, Banjarbaru, dan sekitarnya. Namun, tak jarang ada juga yang berasal dari Pengaron, dan Binuang.
Lalu menurut Arif, untuk pembelinya terbilang cukup beragam, mulai dari pedagang yang menjual kembali, dan rumah makan yang menyediakan menu bakaran.
“Biasanya langganan yang beli arang ini dari penjual kuliner bakar-bakaran, seperti penjual sate, rumah makan lesehan dan lain-lain,” bebernya.
Arif sendiri saat ini hanya menjual arang halaban yang bahan bakunya berasal dari kayu halaban, karena dinilai lebih tahan lama jika dibandingkan kayu lainnya yang berasal dari pohon akasia, pohon karet, dan pohon galam.
Sementara itu, salah seorang wanita bernama Nana mengaku membeli arang halaban kebanyakan digunakan untuk keperluan pribadi, seperti saat kumpul keluarga.
“Saya beli arang biasanya untuk digunakan pribadi, karena kebetulan setiap ada hari-hari besar itu, keluarga pada ngumpul di rumah sambil bakar-bakar, jadi biar tambah asik,” ucapnya.
Nana mengaku memilih arang halaban karena dinilai memiliki kualitas yang bagus, serta memiliki ketahanan api yang cukup lama, sehingga menjadi lebih hemat.
“Saya biasanya beli arang halaban, selain karena dari kualitasnya yang bagus, arang halaban juga punya ketahanan api yang lama, jadi bisa dibilang kalau menggunakan arang halaban itu cukup hemat,” tandasnya.