TERAS7.COM – Internal Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banjar bergejolak memanas, tidak hanya menjelang Pemilihan Kepala Daerah Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Banjar saja dikalangan politisi, namun juga ambisi merebut Meja kekuasaan Ketua KPU juga masih belum memiliki ending cerita.
Kali ini KPU Kabupaten Banjar menggelar rapat pleno pergantian Ketua, yang mana dilaksanakan tanpa masuk dalam agenda rapat pleno yang biasanya dijadwalkan.
Rapat Pleno tersebut dilaksanakan pada Senin (01/07/2024), dihadiri oleh empat orang komisioner KPU Kabupaten Banjar, diantaranya, Rusmilawati, Abdul Muthalib, Rizki Wijaya Kusuma dan Muhammad Ridho, sementara Ketua KPU Banjar Muhammad Nor Arifin tidak hadir.
Rizki Wijaya Kusuma saat dihubungi pun sama melempar langsung ke ketua KPU dan tidak bisa memberi komentar apapun.
“Untuk pertanyaan ini saya saran langsung konfirmasi ke ketua KPU Kab Banjar, tapi izin saya belum bisa komen dulu, mohon untuk menjadi maklum mas lah,” jawabnya via pesan whatsapp.
Dihubungi lewat sambungan telepon Whatsapp, Rusmilawati membenarkan hal tersebut dan enggan memberikan komentar melemparnya untuk konfirmasi ke komisioner yang lain.
“Waktu itu dihadiri empat orang komisioner, saya ikut jawaban pak Rizki aja, apa saja jawaban pak Rizki saya ikut, maaf saya lagi dijalan sambil nyetir,” jawabnya singkat, Rabu (03/02/2024).
Diwaktu terpisah Ketua KPU Kabupaten Banjar Muhammad Nor Arifin dikonfirmasi mengatakan, bahwa ia mengetahui ada rapat pleno namun tidak mengetahi adanya pembahasan pergantian ketua.
“Kebetulan Waktu itu saya sedang tidak ada ditempat karena menghadiri undangan di jakarta, memang saya mengetahui agenda rapat, namun tidak mengetahui bahwa ada agenda pergantian ketua,” ungkapnya.
Sementara dalam PKPU nomor 8 tahun 2019 rencana atau agenda rapat pleno harus ditandatangi oleh ketua dan diberitahukan sekurang kurangnya dua hari sebelum diagendakan dalam rapat.
Selanjutnya, Muhammad Ridho atau yang akrab di sapa Edo kepada teras7.com turut membenarkan adanya rapat pleno dadakan tersebut, dan ia memilih abstain pada rapat, karena memang tidak ada dalam agenda rapat peleno.
“Saya hanya mengikuti rapat pleno sesuai agenda, namun pada pembahasan pergantian ketua saya memilih abstain,”ujarnya.
Sebelumnya, memang ada aduan dari salah seorang komisioner KPU Banjar yang ekstrim menilai kinerja Ketua KPU tidak propesional ke KPU Provinsi Kalimantan Selatan, Komisioner KPU Kabupaten Banjar pun dipanggil menghadap ke KPU Provinsi yang mana dalam pertemuan tersebut banyak mengarah pada pembahasan kinerja Ketua KPU.
Ditanya hasil rapat tersebut Edo membeberkan, rapat yang hanya diikuti 3 suara komisioner KPU Banjar tersebut, hanya satu orang yang mengajukan diri sebagai calon ketua yakni Abdul Muthalib atau dikenal dengan sapaan Aziz yang dipilih oleh quorum dua orang lainnya Rusmilawati dan Rizki Wijaya Kusuma.
“Memang sebelumnya rapat diinisiasi oleh salah seorang komisioner KPU ini sudah kali ketiga, namun selalu terjadi deadlock, walau pun demikian tetap keputusan akhirnya ada pada KPU RI” pungsnya.
Hingga berita ini ditebitkan, Abdul Muthalib sudah dihubungi berulang kali, namun tidak ada jawaban dan tanggapan. Sebagai informasi, sebelumnya setelah dilatik lima orang komisioner KPU Kabupaten Banjar pada Minggu (25/06/2023) yang lalu, Muhammad Noor Arifin, Rusmilawati, Abdul Muthalib, Rizki Wijaya Kusuma dan Muhammad Ridho, pada saat pemilihan ketua, dari suara terpilih Muhammad Nor Arifin mendapat sebanyak 3 suara, Rusmila 1 suara dan abdul Muthalif 1 suara.