TERAS7.COM – Upaya pemerintah di Kalsel termasuk bantuan pusat guna mencegah cuarah hujan tinggi berdampak banjir patut diapresiasi. Hal itu merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah dalam memberi rasa aman dan nyaman di tengah musim hujan yang menimbulkan banyak korban banjir di Kalsel, utamanya di beberapa kabupaten.
Ahmad Sarwani, anggota DPRD Kalsel kepada pers, Jumat (31/1/2025) di sela-sela rapat dengar pendapat pihak Komisi I DPRD Kalsel bersama dengan Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kalsel mengatakan, wakil rakyat sangat menghargai serta apresiasi kepada pemerintah daerah, terutama BNPB Pusat yang ikut terjun membantu Kalsel dalam memodifikasi cuaca.
“Kita sangat apresiasi kepada pemerintah daerah dalam hal ini BPBD Kalsel khususnya dan juga BNPB Pusat yang ikut membantu dalam upaya memodifikasi cuaca guna mengurangi curah hujan. Upaya itu dengan cara menebar garam di beberapa wilayah yang tidak membahayakan,” cetus politisi NasDem ini.
Di samping itu, Sarwani juga mengharap perlu pula evakuasi korban banjir di 4 kabupaten/kota yang pada banjir kali ini mengalami situasi cukup parah seperti Kabupaten Banjar, Batola, Tanah Laut dan Banjarmasin.
“Diantara hal yang paling penting perlu disiapkan kajian teknis melibatkan para pakar, juga grand desain penanggulangan bencana banjir di Provinsi Kalsel. Upaya lain adalah percepatan pembangunan waduk Riam Kiwa, serta pembangunan kanal buatan untuk memecah aliran Sungai Martapura,” imbuhnya.
Maka dari itu, lanjut Sarwani, mengingat berbagai penanganan itu memerlukan dana yang tidak sedikit, perlu campur tangan pemerintah pusat. “Hal ini tentu tidak lepas dari campur tangan pemerintah pusat. Masyarakat korban banjir tentu sangat berharap, agar musibah yang hampir tiap tahun ini tidak lagi terjadi,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan oleh berbagai media, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sudah dilakukan sejak 29 hingga 30 Januari 2025 dengan menaburkan garam dan kapur di langit Kalimantan Selatan.
OMC ini merupakan respon dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah Gubernur Kalsel, H Muhidin mengirimkan surat permohonan penanganan mitigasi bencana.
“OMC hanya mengurangi intensitas hujan dengan memindahkan ke lokasi yang lebih aman,” papar Direktur Sumber Daya Darurat (DSDD) BNPB, Agus Riyanto, Jumat (31/1/2025).
Prosesnya tim menaburkan garam dan kapur tohor di atas langit yang masing-masing berfungsi mempercepat turunnya hujan ke daratan, dan membuyarkan awan berpotensi menimbulkan hujan deras. “Dengan metode ini, intensitas hujan di daratan dapat ditekan,” jelas Agus.
Bahkan dalam pengembangan teknologi, BMKG secara khusus memiliki unit kerja di bawah deputi modifikasi cuaca. “Efektivitas modifikasi cuaca ini dipercaya memiliki keberhasilan hingga 70 persen dan ini masih relevan untuk mitigasi bencana,” tutur Agus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedy Mulyadi menambahkan, langkah cepat dari BNPB ini sangat diampersiasi pemerintah provinsi. “Semoga ikhtiar ini efektif mengurangi banjir di Kalsel,” kata Bambang.