TERAS7.COM – Musim kemarau tidak selalu identik dengan kering, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadinya hujan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Prakirawan Iklim Stasiun Klimatologi Banjarbaru, Yosef Luky DP SST kepada Teras7.com di ruang kerjanya, Rabu (14/8) bahwa curah hujan di musim kemarau berada di bawah 150 milimeter perbulan. Berbeda dengan musim hujan, di mana curah hujannya berada di atas 150 milimeter.
“Ketika ada hujan di musim kemarau, hal tersebut lumrah terjadi. Artinya selama musim kemarau tidak selalu kering, pasti terjadi hujan, sebab ada pengaruh dari dinamika atmosfer,” kata Yosef.
Sebagaimana yang diketahui, Selasa kemarin (13/8) untuk wilayah Kota Banjarbaru diguyur hujan. Terkait hal tersebut, Yosef menerangkan bahwa untuk ke depannua juga berpeluang terjadinya hujan.
“Seperti curah hujan kemaren di Banjarbaru berada hanya 12,5 milimeter saja, artinya masih sedikit sekali atau belum bisa dikatakan telah memasuki musim hujan,” Yosef menambahkan.

Yosef juga menerangkan bahwa musim kemarau tahun 2019 ini diprakirakan berakhir pada akhir bulan Oktober atau awal November.
Selain itu, ketika ditanyakan kapan terjadinya musim pancaroba? Yosef memprakirakannya akan datang di awal Oktober. “Sedangkan puncak musim kemarau di bulan Agustus ini dan awal September,” terang Yosef.
“Musim hujan kemungkinan terjadi secara umum pada awal November,” tambahnya.
Untuk Kota Banjarbaru, kata Yosef, hampir seluruh wilayahnya berpotensi hujan. Bahkan bukan hanya di Kota Idaman saja, melainkan juga di daerah-daerah lainnya, seperti Banjarmasin, Kabupaten Banjar, daerah hulu sungai. “Artinya seluruh wilayah Kalimantan Selatan berpotensi hujan,” tutupnya.