TERAS7.COM – Penentuan arah Kiblat dalam membangun tempat ibadah seperti Masjid dan Musholla atau Langgar merupakan hal yang paling penting yang harus dilakukan.
Karena shalat menghadap arah Kiblat yang benar merupakan salah satu syarat sah sholat dalam agama islam, melenceng arah kiblat artinya bisa menjadi tidak sah-nya sholat seseorang.
Sehingga pengukuran arah Kiblat harus dilakukan dengan teliti agar pembangunan tempat ibadah ini tidak mubazir.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Mataraman, Muhammad Sanusi saat ditemui beberapa waktu yang lalu saat melaksanakan pengukuran arah Kiblat.
Muhammad Sanusi mengatakan ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk melalukan pengukuran arah kiblat yang tepat.
“Ada 2 metode yang biasa dipakai, yaitu menggunakan kompas magnetik dan menggunakan bayangan matahari. Yang bisa dilakukan setiap saat menggunakan kompas,” katanya.
Metode menggunakan kompas magnetik ini cukup sederhana ujar Muhammad Sanusi cukup menggunakan kompas standar yang digunakan pecinta alam dan busur derajat.
“Pertama pastikan dulu tak ada benda mengandung besi di sekitar tempat pengukuran agar kompas tidak terpengaruh. Lalu pertama dengan kompas cari dulu arah barat sebagai awal. Setelah ketemu arah barat baru cari 22 derajat ke sebelah kanan, disanalah letak arah kiblat yang benar,” ujar Muhammad Sanusi.
Nilai 22 derajat sebelah kanan dari arah barat itu ujarnya mengikuti tabel yang ditentukan karena mengikuti hitungan ilmu falak, dimana terdapat sudut sebesar 22,5 derajat antara letak Kabupaten Banjar yang berada di garis lintang selatan dibawah garis khatulistiwa dengan Kabah di Kota Mekkah yang berada di garis lintang sebelah utara.
Karena kutub magnet bumi mengalami pergeseran sedikit demi sedikit, maka terdapat perbedaan antara besar derajat di kompas dengan besar derajat di pengukuran nyata, sehingga data di tabel di koreksi menjadi 22 derajat pada pengukuran menggunakan kompas magnetik.
“Secara prinsipnya kompas kiblat yang dijual di pasar dengan kompas magnetik ini sama saya, bisa dipakai asal terhindar dari medan magnet lain yang membuatnya tidak bisa bekerja. Untuk pengukuran lebih bagus menggunakan dua kompas atau lebih sebagai perbandingan,” jelasnya.
Selain menggunakan kompas magentik, dapat pula menggunakan bayangan matahari pada tanggal tertentu yang sudah ditentukan oleh ahli falak.
“Ada metode lain yaitu menggunakan bayangan matahari, hanya pada tanggal 28 Mei atau 27 Mei di tahun Kabisat pukul 12:18 waktu Mekkah dan 16 Juli atau 15 Juli di tahun Kabisat pulun 12:27 waktu Mekkah. Karena pada tanggal-tanggal tersebut matahari berada tepat diatas Kabah, jadi bisa dipakai untuk memperbaiki arah kiblat kita,” terang Muhammad Sanusi.