TERAS7.COM – Kain sasirangan selalu berkembang seiring trend jaman. Dimana sasirangan selalu memiliki celah untuk mendobrak pintu ekonomi industri lokal lewat produk-produk yang berbahan kain.
Contohnya seperti baju sasirangan, jubah sasirangan, Tas sasirangan,masker sasiranga, peci sasirangan, tempat make up sasirangan dan masih banyak lagi.
Seperti yang diungkapkan Fahriani (46), seoarang pengrajin yang menekuni usaha kain sasirangan, ia mengatakan, dasar kecintaannya dengan sasirangan, karena sasirangan merupakan kain khas Kalimantan Selatan.
Produk khas Kalsel tersebut, ia inginkan agar mampu bersaing dengan produk-produk nasional seperti batik, bahkan dunia.
“Kita bisa mencintai negeri ini, salah satunya kita harus mencintai produk lokal kita sendiri, salah satunya mencintai saairangan,” ujar Fahri sambil memegang pemantik api yang bermotif sasirangan ditangannya.
Ditemani secangkir pahitnya kopi hitam, Fahhri melanjutkan, ide untuk mengembangkan model bahan apapun dengan motif sasirangan ini awalnya berasal dari usaha ibunya yang membuat kain sasirangan.
Dimana melihat perkembangan ekonomi modern yang semakin berkembang pesat saat ini, maka kain sasirangan juga harus bisa memenuhi permintaan jaman.
Lewat ide itu Fahri pun memulai untuk mengembangkan produksinya, mulai dari baju, jubah, mungkena, hijab, tas hingga peci dan benda apapun yang berbahan dasar kain dibuat dengan motif sasirangan.
Alhasil, dengan membuat produk yang berbahan sasirangan, pengrajin dari UKM Nayla Sasirangan yang berada di Kota Banjarbaru ini pun kebanjiran permintaan dari konsumen, mulai dari regional Kalimantan hingga Pulau Jawa dengan harga ekonomis terjangkau untuk semua kelas.
“Alhamdulillah, dari kuantiti kita sudah memproduksi ratusan lebih produk yang berbahan sasirangan, dan konsumen kita sudah menjangkau Pulau Jawa,” terangnya.
Disamping produk sasirangan dari Fahri yang banyak dikirim ke pulau jawa atas permintaan dari konsumen, Fahri juga memasarkannya dibeberapa galeri sasirangan yang ada di Kalimantan Selatan.
Menurut Fahri, memproduksi sasirangan memang ada beberapa kendala, sebab tidak semua jenis kain bisa di celupkan dalam cairan warna sasirangaan.
“Ini juga menjadi tantangan kita bagaimana kain sasirangan dengan jenis kain yang terbatas, bisa terus ngetrend seiring dengan kemajuan produk produk modern,” ungkapnya.
Memang, tidak banyak anak muda saat ini yang bangga memakai bahan dari sasirangan.
Lewat usahanya membuat dan mengembangkan produk sasirangan Fahri berharap, sasirangan bisa dicintai oleh semua kalangan, baik anak muda, orang dewasa dan orang tua.
“Harapan saya, semangat kami sebagai pengrajin untuk terus mengembangkan kain sasirangan yang menjadi ciri khas banua bisa menumbuhkan rasa cinta semua kalangan tethadap sasirangan ini,” pungkasnya.