TERAS7.COM – Beragam tanaman hortikultura dari buah melon hingga tomat ditanam oleh kelompok tani di Sungai Abit Kelurahan Cempaka Banjarbaru dengan memanfaatkan lahan karet menjadi lahan pertanian hortikultura.
Pemanfaatan lahan karet yang belum memasuki masa panen menjadi lahan pertanian hortikultura ini dinilai Sekdakot Banjarbaru H Said Abdullah sebagai inovasi dari para petani setempat. Menurutnya, sebelum karet tumbuh, di sela-selanya dapat ditanami melon serta tomat dan dalam beberapa bulan dapat dipanen, sehingga hal ini perlu direplikasi di tempat-tempat lain karena memiliki manfaat yang besar.
“Jika cara ini dikembangkan oleh DKP3, maka kita tidak akan kekurangan lahan. Seluruh lahan karet (di Banjarbaru) bisa kita gunakan, terlebih lagi lahan-lahan karet sekarang kelihatan tua, masuk pada peremajaan, maka nanti bisa dilakukan seperti ini,” kata Said Abdullah.
Para petani setempat dengan bimbingan DKP3 sudah bisa menggunakan sistem irigasi tetes, “Jika nantinya mereka mengembangkan lagi sistem kolam penampungan, maka mereka tidak lagi tergantung pada cuaca,” tambahnya.
H Said Abdullah menghimbau kepada para petani agar lebih ditingkatkan lagi semangatnya, jangan jadikan ini sebagai sebuah pekerjaan sampingan, jangan berpikir untuk pekerjaan lain.
“Cukup di sini saja dia berkonsentrasi, diseriusi apa lahannya deperluas atau produknya ditambah dan satu keluarga terjun semua ke pertanian ini,Insyaallah ini bukan hanya kegiatan pertanian namun juga membawa kepada kesejahteraan masyarakat,” pesan Said Abdullah.
Sementara itu, Kepala DKP3 Kota Banjarbaru Siti Hamdah menambahkan, kawasan Cempaka memiliki potensi untuk dijadikan lahan pertanian. Selain memiliki lahan hortikultura, Banjarbaru juga memiliki lahan sawah yang terdapat di Kelurahan Bangkal, di mana yang menjadi unggulannya adalah padi organik.
![Lahan Karet 'Bertransformasi' Jadi Lahan Tanaman Hortikultura WhatsApp Image 2019 06 17 at 1.22.31 AM](https://teras7.com/wp-content/uploads/2019/06/WhatsApp-Image-2019-06-17-at-1.22.31-AM.jpeg)
Siti Hamidah mengharapkan, dengan adanya ‘inovasi’ yang dilaksanakan kelompok tani Sungai Abit ini, dapat memotivasi petani yang lainnya, tidak hanya mengerjakan lahan sawahnya, tetapi juga ikut budidaya hortikultura sebagai ikhtiar untuk menambah penghasilan.
DKP3 melalui BTP PPP, kata Siti Hamidah, mempunyai para penyuluh yang senantiasa memberikan pembinaan-pembinaan kepada para petani di lapangan.
“Kami juga membantu mencarikan pembeli-pembelinya, bahkan melalui sistem online. Kawan-kawan penyuluh mencari data kalau ada yang panen, segera memasarkan melalui online dan pedagang-pedagang di sekitar Banjarbaru,” terang Siti Hamidah. Bahkan, petani hortukultura yang menggunakan sistem hidroponik sudah menjadi pemasok di Transmart Banjarmasih.
Siti Hamidah berpendapat, seandainya semua orang bisa mencintai produk lokal, tidak kalah dengan produk impor, kualitasnya bisa bersaing,”Sehingga kita semua seharusnya mulai mengajak orang-orang untuk lebih mencintai hasil lokal,” tutupnya.