TERAS7.COM – Banjir besar melanda Kabupaten Banjar pada akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021 yang lalu berdampak pada beberapa sektor.
Salah satu sektor tersebut adalah sektor perikanan, dimana berdampak pada 1.462 pelaku usaha yang mengalami total kerugian mencapai sekitar 111,2 Miliar Rupiah.
Yang terbesar adalah jenis usaha budidaya ikan, dimana membuat 1.367 pelaku usaha mengalami kerugian kisaran 111 miliar rupiah.
Kemudian disusul jenis usaha pengolahan hasil perikanan sebanyak 87 pelaku usahadengan kerugian sebesar 211 juta rupiah dan terakhir di jenis usaha penangkapan ikan dengan 9 pelaku usaha dan total kerugian 70 juta rupiah.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar melalui Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya Muhammad Syahid saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (29/12/2021).
Karena itu pada tahun 2022 mendatang, Diskan Kabupaten Banjar memprioritaskan program recovery bagi pelaku usaha perikanan yang terdampak.
Terlebih lanjut Muhammad Syahid, cukup banyak pelaku usaha perikanan khususnya pembudidaya ikan yang tak bisa meneruskan usahanya.
“Akibat banjir ada banyak pembudidaya yang mengalami kerugian dan tak lagi meneruskan. Kira-kita ada penurunan jumlah pembudidaya antara 10-20 persen sebagai dampak banjir kemarin,” ungkapnya.
Program recovery yang akan dilaksanakan nanti bertujuan untuk memberikan motivasi kembali bagi pelaku usaha.
“Saat banjir kemarin, ada pembudidaya yang Keramba Jala Apung (KJA) miliknya hanyut, ada juga pembudidaya yang kolamnya terendam banjir,” ujarnya.
Padahal saat menjelang banjir tersebut, ada ikan yang sudah siap panen, namun lepas ke alam akibat banjir tersebut.
Secara total tambah Muhammad Syahid, lebih banyak pembudidaya kolam yang mengalami kerugian, bahkan berdasarkan laporan ada yang mencapai 3 miliar rupiah.
“Akhirnya para pembudidaya ikan pasrah dengan keadaaan. Ada beberapa yang setahun terakhir berhasil melakukan recovery karena memiliki dana cadangan. Sementara ada juga yang tak bisa recovery sehingga kita berupaya memberikan bantuan,” katanya.
Bantuan yang diberikan Diskan Kabupaten Banjar terang Muhammad Syahid diantaranya melakukan pendataan, dimana data tersebut nanti akan diserahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan kemudian diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun hingga saat ini bantuan tersebut belum bisa diberikan, karena dana tersebut berasal dari pemerintah pusat yang saat ini belum menyalurkan bantuan tersebut.
“Banyak yang bertanya kapan bantuan tersebut disalurkan, tapi kami katakan tunggu saja. Karena kita cuma bertugas melakukan pendataan, terkait kapan diproses kami tak tahu, karena bantuan tersebut berasal dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Selain recovery melalui skema bantuan dari pemerintah pusat, saat ini sebut Muhammad Syahid, ada lagi skema yang lain.
Yakni melalui program Kredit Usaha Rakyat Martapura (Kurma Manis) yang menjadi program unggulan Bupati-Wakil Bupati Banjar Saidi Mansyur-Said Idrus.
“Kita siap memfasilitasi pelaku usaha yang ingin memanfaatkan program kredit tersebut. Mengenai persyaratannya sudah kami sebarkan ke pembudidaya,” ungkapnya.
Bahkan tambah Muhammad Syahid, saat ini sudah ada sekitar 6-7 pelaku usaha perikanan yang memanfaatkan program tersebut.
“Kita berharap tahun depan recovery ini bisa berjalan selain program pembinaan yang biasa kami lakukan. Sektor perikanan ini memberikan sumbangan yang besar dan dapat menggerakkan ekonomi daerah. Bahkan saat di pandemi yang lalu, Alhamdulillah sektor perikanan tetap bertahan dan tetap menggeliat,” tutupnya.