TERAS7.COM – Cuaca panas esktrem hingga suhu 36° celcius melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Hal tersebut merupakan dampak dari kemarau panjang yang melanda belakangan ini.
Ternyata penyebab cuaca panas ekstrem ini tak melulu soal alam, bisa jadi akibat faktor non alam, seperti penanganan sampah yang kurang baik.
Hal ini diungkapkan langsung Direktur Bank Sampah Sekumpul, Dewi Heldayati saat menjadi narasumber Talkshow Bakisah (Bijak Kelola Sampah) di Radio Suara Banjar, pada Kamis (12/10/2023).
Contoh nyata yang bisa dilihat menurut Dewi yakni masih banyaknya oknum masyarakat yang membuang dan menumpuk sampah di lahan kosong di tepi jalan.
Sehingga kata Dewi, hal ini menjadi penyebab emisi meningkat yang menjadikan kemarau panjang dengan suhu tinggi, dikarenakan tak ada lagi yang memfilter sampah tersebut.
Padahal kata Dewi, teknis kelola sampah di musim kemarau tak jauh berbeda dengan musim hujan, yang terpenting jangan sampai melakukan pembakaran.
Misalnya dedaunan dan ranting, disampaikan Dewi, solusinya adalah dengan cara dikubur atau dihancurkan. Namun jika jumlahnya banyak maka solusinya adalah angkutan dinas terkait.
Lalu kata Dewi, mengurangi timbunan sampah juga bisa dengan cara lainnya, yakni dengan mengefisienkan kemasan. Misalnya mengganti kemasan yang kecil dengan ukuran besar seperti galon.
”Kurangilah penggunaan sampah plastik, kurangi juga jumlah sampah yang banyak karena kalau kita mengurangi jumlah sampah maka emisi kita akan stabil,” ujar Dewi.
Musim kemarau juga sangat rentan dengan bahaya kebakaran, maka dari itu ia mengimbau warga untuk tidak membakar sampah yang mungkin saja berakibat patal.
Dewi menyarankan, agar masyarakat membuang sampah yang tertib dengan mengelola sampah organiknya di rumah masing-masing, sehingga dapat menurunkan gas emisi yang dapat mencemari udara.
”Bisa juga kepedulian kita terkait hal ini dengan membuat status di sosial media, paling tidak pesan imbauan yang kita maksud dapat dilihat orang lain, ya setidaknya ada informasi yang benar telah tersampaikan,” ungkapnya.
Terakhir, ia berpesan kepada masyarakat agar bijak dalam mengelola sampah, terlebih pada musim kemarau, karena jika tidak dilakukan dengan baik maka akan berdampak menghasilkan gas metan dan merusak udara.