TERAS7.COM – Belasan perempuan dari berbagai perguruan tinggi dan beberapa komunitas di Banjarmasin melakukan aksi dalam rangka Hari Perempuan Internasional di kawasan bundaran HA Jalan Lambung Mangkurat, Kota Banjarmasin, pada Senin (08/03/2021).
Dalam aksi kali ini, setidaknya ada tujuh tuntutan di tingkat nasional yang turut disampaikan.
Di antaranya adalah mewujudkan sistem kesehatan gratis bagi setiap orang dan bebas dari diskriminasi, upah layak untuk kerja perempuan dan mengakui kekerasan seksual sebagai pelanggaran HAM.
Sementara pada tingkat Kalsel, yang masih menjadi pusat perhatian adalah angka pernikahan dini dan juga perhatian kepada perempuan pasca bencana.
“Berdasarkan catatan Komnas Perempuan, kami melihat angka pernikahan dini masih tinggi. Meski di masa pandemi Covid-19 saat ini angkanya justru meningkat,” ucap Rizki Anggarini Santika Febriani, selaku Koordinator Aksi.
Terkait tindak kekerasan terhadap perempuan, menurutnya masih terbilang rendah. Namun berdasarkan hasil riset yang dilakukan, jumlah kekerasan terhadap perempuan sebenarnya banyak, hanya saja korban kekerasan justru enggan melaporkan.
“Kalaupun ada pasti hanya curhat ke teman. Seperti diperkosa pacar atau keluarganya sendiri. Bukan lapor ke layanan perlindungan perempuan, karena masih merasa sebagai aib. Akhirnya tidak tercatat,” tambahnya.
Di sisi lain Ia menilai, kekerasan yang berbasis gender online juga meningkat. Misalnya saat menggunakan sosial media tiba-tiba ada masuk pesan yang mengarah pada pelecehan.
Selain itu, penyebaran ancaman konten intim juga masih menjadi perhatian. Di mana ada rasa takut bagi perempuan untuk melapor, karena kerap kali dijadikan korban untuk memproduksi video asusila.
“Ini memang karena UU ITE kita masih karet,” pungkasnya.