TERAS7.COM – Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, merupakan salah satu penghasil terbesar dalam karet mentah.
Kondisi cuaca mengakibatkan banyak petani karet mengalami kerugian, awalnya dalam 2 hari dapat menghasilkan 60 Kilogram, saat ini menjadi 30 kilogram saja.
Harga karet di jual untuk saat ini per Kilogram sebesar Rp 6.500, dan naik pun tidak terlalu tinggi sekitar Rp 100 sampai Rp 200.
“Dalam tiga bulan daun dari pohon karet jatuh, ini yang membuat hasil produksi karet turun,” terang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Banjar, Warhamni.
Warhamni menambahkan karena musim hujan banyak juga yang tidak bisa untuk menoreh pohon karet.
“Pokoknya saat ini kondisi yang dirasakan sangat luar biasa untuk masyarakat di bawah,” jelasnya.
Sementara itu Kabid Sarana Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Nurul Khotimah mengatakan sebagian besar karet tempat kita perlu direhabilitasi atau diperemajaan.
“Kita sudah meanjurkan kekelompok untuk melakukan peremajaan itu, serta program sendiri ada dari APBN untuk peremajaan karet,” jelasnya.
Ia melanjutkan tidak semua petani mau melakukan itu, dikarenakan ini program ada beberapa persyaratan tertentu.
“Penanaman karet ini tidak untuk konvensional, tetapi sistemnya supradin,” ujarnya.
Saat tim wordpress-1348129-4951175.cloudwaysapps.com menanyakan sistem supradin kapan dimulainya, penanganan karet tersebut dari 2017 untuk pertama kali di Kabupaten Banjar.
“Dari jarak menanam ada ruang yang tidak ditanami karet sekitar delapan belas meter, itu untuk tumpang sari,” jelasnya.
Ruang kosong tersebut dapat ditanami yang lain seperti tanaman pangan, tanaman horti dan tanaman berkebun sendiri contohnya pohon kopi.
“Jarak tanam diatur serta rapat yaitu 2 meter kali 2,5 meter kemudian 18 meter, jadi untuk 18 meter ini untuk tanaman musiman serta tanaman yang menguntungkan, jadi 1 Hektar terdapat 400 pohon, ” terangnya.
Nurul menambahkan sedangkan tanaman yang konvensional dengan jarak 3 kali 4 meter sekitar 500 pohonnya tetapi banyak petani keberatan untuk itu.
Penanganan 2022 sudah dilaksanakan dengan 100 hektar di Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar menggunakan sistem supradin.
“Pohon karet yang sudah tua di tebang kemudian di ganti dengan tanaman baru,” jelasnya.
Kabupaten Banjar memiliki wilayah luas, tidak semua dapat tercover sehingga salah satu pihaknya menekankan ke petani dengan kualitas karetnya agar berharga di tangan pembeli.
“Tahun lalu kita ada bantuan pembeku latex sehingga tidak meanjurkan lagi menggunakan tawas dan SP3 atau TSP melainkan asam sitas,” pungkasnya.