TERAS7.COM – Bupati Banjar, H. Khalillurrahman yang akrab disapa Guru Khalil melakukan panen ikan lele di Unit Percontohan Budidaya Ikan Lele di Ponpes Darussalam Takhasus, Desa Tanjung Rema Martapura pada Rabu (9/10).
Unit Percontohan yang berada di Ponpes Darussalam Takhasus ini menerapkan teknologi micro bubble dalam pembudidayaannya dan berada dibawah binaan Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar.
Kurang lebih terdapat 20 kolam budiaya berdiameter 2 meter untuk ikan lele, lengkap dengan satu blower dan saluran pipa untuk mengoksidasi kandungan air di dalam kolam.
Teknologi micro bubble yang diterapkan dalam budidaya ini juga memberikan banyak keuntungan, diantaranya membuat waktu panen ikan yang biasanya 5-6 bulan bisa dipersingkat hanya menjadi 2 bulan saja dan ukuran ikan seragam sesuai dengan keinginan pasar.
Setelah beberapa bulan dikelola oleh pengurus dan para santri Ponpes Darussalam Takhasus, ikan lele yang dibudidayakan di Unit Percontohan ini akhirnya dapat dipanen oleh para santri.
Dengan biaya pengadaan seluruhnya hanya 50 juta rupiah, Unit Percontohan yang dibiayai oleh Badan Riset Dan Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan dapat menghasilkan ikan lele kurang lebih 100 Kg tiap bulan.
Guru Khalil mengungkapkan budidaya ikan dengan teknologi micro bubble ini sangat ramah lingkungan dan dapat dilakukan di pekarangan rumah dan hemat air.
“Selain itu teknologi ini dapat menekan kebutuhan pakan ikan sampai 50%. Saya berharap dengan adanya Unit Percontohan ini dapat memberikan edukasi bagi para santri dan masyarakat umumnya agar bisa mandiri dan nanti bisa turut membudidayakan ikan di kampung masing-masing” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Badan Riset Dan Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan, Maman Hermawan, kehadiran Unit Percontohan di Pesantren ini tujuan utamanya sebagai wahana edukasi kewirausahaan bidang perikanan.
“Kami ingin melahirkan usahawan perikanan yang terampil dari kalangan santri, selain mereka terlatih dan terdidik, juga memiliki akhlak yang baik sehingga dapat membangun bisnis yang syar’i dan terus berkelanjutan. Dari sekian ribu santri, kalau 10% saja dari mereka ketika telah menyelesaikan pendidikannya dan pulang kampung lalu berbisnis dibidang ini, dapat dipastikan kita akan swasembada ikan,” ungkapnya.
Selain itu, pemenuhan nutrisi bagi kalangan santri yang sedang mondok pun menjadi alasan dipilihnya pesantren sebagai pilot project di Kabupaten Banjar.
“Ada cerita lama bahwa di lingkungan pesanten mengkonsumsi makanan yang sedikit nutrisinya. Kita ingin para santri kita punya gizi dan nutrisi yang baik, salah satunya melalui gerakan makan ikan sebagai salah satu sumber nutrisi yang murah dan melimpah. Dengan nutrisi yang baik para santri kita akan memiliki pertumbuhan otak yang baik dan menghindari stunting,” terang Maman Hermawan.
Panen ikan lele perdana ini diharapkan dapat memberikan contoh bagi masyarakat yang ingin membudidayakan ikan dengan teknologi microbubble ini.
“Kalau masyarakat ingin membudidayakan ikan dengan teknologi ini, kami siap memberikan bantuan penyuluh dari Jakarta. Kalau perlu benih bisa mendapatkanya ke Balai Benih, termasuk untuk pendampingan dan pelatihan sudah kami siapkan tempatnya. Kami berharap unit percontohan ini dapat melahirkan inovasi ke depan, terutama kalangan santri,” kata Maman Hermawan.
Kepala Diskan Kabupaten Banjar, Riza Dauly menambahkan hingga saat ini ada pihaknya telah mengembangkan teknologi micro buble ini di 2 unit percontohan.
“Untuk pembenihan, kita punya Unit Percontohannya di Cindai Alus, sedangkan untuk budidaya pembesarannya ada di Ponpes Darussalam ini. Jadi ini yang pertama untuk budidaya ikan di Kabupaten Banjar dan diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat yang ingin membudidayakan ikan dengan teknologi ini,” jelasnya.
Hasil panen dari Unit Percontohan yang dikelola Ponpes Darussalam Takhasus ini lanjut Kadiskan diprioritaskan untuk kepentingan internal pesantren, terutama untuk dikonsumsi oleh para santri.
“Ke depan jika pilot project ini berhasil dan bisa mencukupi nutrisi para santri, tak menutup kemungkinan akan kita kembangkan ke pesantren lain. Kita akan siapkan bimbingan teknis dan pelatihan serta kami fasilitasi untuk sarana dan prasarananya. Kebijakan ini meneruskan kebijakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang memberikan bantuan untuk pengembangan perikanan di koperasi, lembaga pendidikan, pesantren dan badan hukum,” ungkap Riza Dauly.