TERAS7.COM – Kalimantan Selatan dengan puluhan keindahan alam yang dimiliki, seperti belum juga habis menyimpan pemandangan yang menakjubkan, sejuta kesejukan panorama hutan hujan tropis masih banyak tersembunyi dan belum terjelajah.
Seperti tempat wisata yang satu ini, Air Terjun atau dikenal dengan sebutan Mandin Penyaluhan, milik Desa Paau Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, yang masih remaja dan terjaga kelestarian alamnya.
Kesejukan alama yang diselimuti oleh hutan alami, kekayaan flora dan fauna, kehijauan dan udara yang sejuk sangat memajakan jiwa para penjelajah wisata.
Gemercik serta gemuruh air Mandin Penyaluhan dengan ketinggian 30 meter, menjadi irama nada alam sendiri yang dimiliki tempat ini, kejernihan air sejenak meneduhkan tenggorokan membayar lelah selama perjalan berkilometer.

Demikian ungkap M. Satria Effendy salah seorang anggota Penuh Organisasi Pencinta Alam (Orpala) X-Pas Borneo.
Satria menjelaskan untuk menuju Desa Paau, diperkirakan memiliki jarak 36 Kilometer dari pusat Kota Martapura Kabupaten Banjar, dengan mengunakan kendaran menuju Desa Tiwingan Lama dengan waktu satu jam, kemudian dilanjutkan menggunakan perahu sungai atau kapal melintasi Bendungan Riam Kanan menuju desa Paau dengan waktu satu jam lebih, setelah tiba di desa perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Mandin Penyaluhan kurang lebih selama 5 jam.
“Selama berjalan kaki kita melewati jembatan Batu Balian yang dibawahnya terdapat aliran sungai Tuyub, memiliki arum jemar yang cukup deras, setelah ebebrapa jam juga kita disuguhkan dengan pepohonan hutan rimba yang besar dengan lebar kurang lebih satu setengah meter dan ketinggian pohon 30 meter lebih,” jelasnya seraya menunjukan raut wajah lelah namun bahagia.

Satria melanjutkan, selain mandin Penyaluhan masih banyak lagi mandin-mandin yang lain, namun ia dan beberapa anggota lainnya mencukupkan untuk menjelajalah, karena masih ada kegitan yang harus mereka laksakan di Desa Paau selama 4 hari, sejak tanggal 28 sampai 01 Juli 2019.
“Desa Paau memang sudah beberapa kali kami kunjungi, dan ini kebetulan kita bersama dengan kelompok sadar Wisata (Pokdarwis) melaksanakan ekspedisi potensi wisata Puncak Haur Bunak dan Lembah Penyaluhan Desa Paau Tahun 2019, dan Mandin Penyaluhan juga bagian dari tujuan kami,” terangnya.

Sekertaris Desa (Sekdes) Paau Aspiani Alpawi mengakatan, Desa Paau memiliki banyak potensi wisata yang tidak kalah dibandingkan tempat wisata daerah lain, tentu ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wistawan yang ingin berkunjung.

“Beberapa titik potesni wisata Desa Paau seperti arum jeram sungai Tuyub yang lumaian deras, kemudian batu balian yang dianggap sebagai peninggalan leluhur sebuah upacara adat kala dulu, kemudian wisata air terjun yang disebut masyarakat setempat Mandin Penyaluhan dengan tinggi lebih dari 30 meter, Mandin Sekendet, dan masih ada mandin lain yang belum sempat terekspos, kemudian tempat wisata puncak Gunung Haur Bunak yang mencapai ketinggian 1.128 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL), itulah potensi wisata yang desa kami miliki,” ucapnya.

Dengan banyaknya potensi wisata alam yang dimiliki, Aspian Alpawi berharap, pemerintah memberikan perhatian dengan membantu pasilitas agar mempermudah wistawan datang dan berkunjung ke Desa Paau ini.
“Kami berharap dengan potensi wisata yang kami miliki ini, juga bisa menarik perhatian pemerintah untuk membantu pasilitas wisata agar mempermudah para pengunjung dan wisatawan yang datang,” pungkasnya.