TERAS7.COM – Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Kalimantan Selatan bersama HMI Cabang Banjarbaru, Kopri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banjarbaru dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Banjarbaru mengambil sikap atas proses demokrasi yang sedang berlangsung di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru.
Ketua BADKO HMI Kalsel Abdi Aswadi megatakan, pihaknya menginisiasi merangkul elemen pemuda dan mahasiswa untuk mengambil sikap dengan melangsungkan diskusi bersama beberapa OKP di Banjarbaru, sebagai representatif pemuda Banjarbaru yang dimana dari beberapa hasil diskusi tersebut mendapatkan titik temu dan menyikapi bahwasanya pemuda yang kali ini berstatus mahasiswa menyatakan tetap harus menghormati segala keputusan dan hukum yang berlaku dalam pemilu namun juga kami berharap jangan sampai ada PSU kembali yang nantinya berdampak pada pembangunan dan terhambatnya dalam mengambil keputusan-keputusan strategis demi banjarbaru yang lebih baik.

“Semoga PSU ini bisa membawa kemaslahatan politik bagi Banjarbaru, mengingat usia Banjarbaru menjadi Ibukota masih terbilang belia, karenanya perlu adanya kepastian kepemimpinan untuk melanjutkan pembangunan Ibukota Kalimantan Selatan,” ucapnya, Kamis (17/04/2025).
Demikian pihaknya juga memandang setiap Politik itu memiliki kepentingan, baik itu pendukung paslon maupun pendukung kotak kosong, pasti memiliki kepentingan dan tujuannya tersendiri.
“Kami sebagai pemuda mengajak seluruh elemen masyarakat banjarbaru agar menjadikan PSU ini sebagai solusi atas kisruh politik yg menjadi sorotan nasional agar tidak lagi terjadi gonjang ganjing politik dan penuh dengan ketidakpastian kepemimpinan,” tuturnya.

Ketua Cabang HMI Banjarbaru Riwut Ikhwan Nusaffa juga menyampaikan, pada pelaksanaan PSU tanggal 19 April 2025 nanti, kami selaku Pemuda Banjarbaru akan tetap berada pada posisi yang netral dengan selalu mengemukakan pandangan dari berbagai perspektif.
Ditengah gejolak kepentingan yang berkembang saat ini, HMI hadir sebagai ujung tombak dan harapan dengan selalu menyampaikan edukasi perihal sisi positif dan negatif dari semua kepentingan yang ada, baik kepentingan dari golongan paslon maupun gerakan untuk condong kepada kolom kosong.
“Kami harap masyarakat Banjarbaru bisa menjadi pemilih yang cerdas serta mampu memilah dengan cermat semua informasi yang beredar secara liar dan menggiring karena kepentingan utama yang harus kita capai adalah kepentingan untuk Banjarbaru itu sendiri,” ujarnya.
Selanjutnya, HMI dan pemuda mahasiswa mengajak masyarakat untuk beramai-ramai datang dan mengambil haknya untuk memilih pada pelaksanaan PSU mendatang agar tidak terjadi lagi kondisi seperti sekarang yang mana sangat merugikan bagi semua pihak.
“Karena sangat berdampak pada proses pembangunan, pun dana yang dikeluarkan bisa dialokasikan untuk hal yang lebih bermaslahat untuk umat dan Kota Banjarbaru itu sendiri. Akhir kata, kami berkomitmen untuk selalu ada bersama masyarakat dan siap mengawal demokrasi yang ada di Banjarbaru sampai kapanpun,” katanya.

Ani Hayati Ketua KOHATI Cabang Banjarbaru juga menuturkan, melek politik bukanlah hal fomo semata, mahasiswa sebagai pemuda banjarbaru harus mampu berdiri di tengah mengawal hingga tuntas pelaksanaan PSU Banjarbaru serta memastikan Demokrasi di Banjarbaru bisa berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kepentingan dari kubu kolom kosong dan kubu pasangan calon pasti ada, tinggal kita yang harus memilih kira-kira kepentingan mana yang lebih baik dan memihak kepada masyarakat dan tidak merugikan kita semua agar pemerintah definitif secepatnya berjalan,” ucapnya.

Noor Zaidah Demis Ketua Kopri PMII Banjarbaru mengatakan, Sebagai organisasi kepemudaan harus tegak lurus pada kebenaran, karna dalam Islam Perkara Halal sudah jelas dan perkara yang haram sudah jelas, ia mengajak masyarakat untuk mengawal PSU Banjarbaru dengan nilai-nilai kebenaran,
“Kita berharap tidak ada lagi kecacatan dalam PSU kali ini agar memaksimalkan pembangunan daerah kita. Kami mengajak masyarakat lebih dewasa lagi dalam berdemokrasi, apapun hasil dari PSU yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab nanti, adalah hasil pilihan masyarakat Banjarbaru itu sendiri,” harapnya.
Widya dari GMNI Banjarbaru menyampaikan, Menanggapi PSU Banjabaru sebagai pemuda menyatakan sikap dengan menegaskan posisi berada di titik netral, tidak memihak kepada pasangan calon maupun kotak kosong. menurutnya netralitas ini adalah fondasi agar dapat bersikap kritis dan objektif dalam melihat dinamika politik yang berkembang.

“Kami menolak terjadinya Pemungutan Suara Ulang (PSU) secara berulang karena hal tersebut berpotensi menghambat pembangunan dan menguras energi serta anggaran yang seharusnya dapat digunakan untuk kemajuan Banjarbaru,” tegasnya.
Oleh karena itu, pemuda Banjarbaru hari ini berkomitmen untuk mengawal hak pilih masyarakat dalam PSU ini hingga tuntas, memastikan prosesnya berjalan secara jujur, adil, dan transparan.
“Kami menyadari bahwa dalam kontestasi politik, baik pasangan calon maupun kotak kosong sama-sama membawa kepentingan. Maka dari itu, sebagai pemuda, kami berkewajiban untuk mengamati secara cermat dan menentukan pilihan berdasarkan kepentingan mana yang paling berdampak positif bagi masyarakat dan masa depan Banjarbaru. Semoga PSU Banjarbaru dapat berjalan dengan lancar, damai, dan demokratis, serta menjadi langkah awal menuju pembangunan yang lebih baik dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas,” pungkasnya.