TERAS7.COM – Warga sekitar Jalan Sukarelawan, Banjarbaru Utara, sebelumnya di hebohkan dengan putusnya jembatan penghubung antara Jalan Sukarelawan dan Jalan Karang Anyar, sehingga menganggu aktifitas warga sekitaran jembatan tersebut.
Putusnya jembatan tersebut diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Banjarbaru semalaman penuh, sehingga debit air sungai naik, dan diperparah dengan sampah yang menyangkut di pondasi jembatan.
Pasca kejadian itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarbaru, melalui Bidang Bina Marga bergerak untuk membangun jembatan darurat yang berdekatan dengan jembatan putus tersebut.
Hal tersebut sampaikan langsung oleh Kepala Bidang Bina Marga, Eka Yuliesda yang mengatakan bahwa jembatan darurat sudah rampung dibangun dan sudah bisa dilalui oleh masyarakat. Namun, untuk sementara hanya roda 2 dan pejalan kali saja yang bisa melalui.
“Untuk sementara sudah bisa dilewati pengendara roda 2 dan pejalan kaki,” ujarnya saat ditemui jurnalis Teras7.com di ruang kerjanya. Kamis (04/02).
Pembangunan jembatan darurat yang hanya diperuntukan khusus pengendara roda 2 dan pejalan kaki tersebut, dijelaskan Eka dikarenakan bangunan jembatan darurat itu meminjam tanah milik warga, sehingga hanya memiliki ruang yang kecil.
“Karena jembatan darurat itu kita bangun disamping jembatan yang runtuh, dan untuk pondasi unjungnya meminjam tanah milik warga, maka dari itu ruang untuk roda 4 tidak kami sediakan,” jelasnya.
Kemudian, ia mengatakan anggaran untuk pembangunan jembatan darurat itu sendiri menghabiskan dana mencapai Rp 150 juta, yang mana anggaran tersebut merupakan anggaran darurat Dinas PUPR Banjarbaru.
Untuk jembatan permanen, ia menyampaikan bahwa akan menunggu anggaran dari dana BTT (Bantuan Tak Terduga), yang mana pembangunannya diperkirakan menghabiskan uang sekitar Rp 1,5 Miliar, dan direncanakan terealisasi di tahun 2021.
“Jadi rencana kami, jembatan darurat ini akan tetap beroperasi, sambil kami membangun jembatan permanen, yang rencananya di tahun ini juga,” ungkapnya.
Lanjut Eka, jembatan darurat itu sendiri sudah beroperasi sejak hari Minggu, (31/01), dan dibangun menggunakan material besi WF, yang mana menurutnya akan mampu bertahan selama lebih dari 1 tahun.
Pembangunan jembatan permanen sendiri tidak bisa direalisasikan dalam waktu dekat, hal ini menurutnya, selain karena dana BTT yang belum cair, disamping itu faktor cuaca yang belum stabil, sehingga jika dipaksakan pembangunannya malah tidak efektif, tetapi ia memastikan akan tetap dibangun di tahun 2021.
Selain itu, Eka juga mengatakan bahwa pembangunan jembatan darurat tersebut, sudah mengantongi izin dari warga sekitar yang tanahnya dipinjam untuk pembangunan jembatan darurat.
Sementara itu, Andre warga sekitar Jalan Sukarelawan, mengaku senang dengan adanya jembatan darurat tesebut, namun ia juga meminta agar secepatnya pembangunan jembatan permanen dapat terealisasi, sehingga bisa dilewati oleh pengendara roda 4.
“Ya senang sudah bisa dilewati, tapi kalau bisa dibangun yang permanennya, supaya yang pakai mobil, bisa lewat,” tandasnya.