TERAS7.COM – Sabtu siang (23/03/2025), kalangan wartawan di Kalimantan Selatan mendadak gempar. Juwita (25), wartawati muda dari Newsways.co.id ditemukan terbujur kaku di tepi jalan dekat perbatasan Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Lokasi tepatnya disebut-sebut berada di kawasan Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka.
Pada saat ditemukan, pakaian yang dikenakan Juwita kala itu masih rapi. Sweater merah muda, celana jeans ada noda kotor di lutut kanan, helm abu-abu yang masih terpasang, namun tanpa alas kaki. Tidak jauh dari jasadnya, sebuah motor matik hitam dengan nomor polisi DA 6913 LCS tergeletak di semak-semak.
Warga yang pertama menemukan jasad Juwita sontak melaporkan kejadian ini, membuat berita ini cepat menyebar di grup WhatsApp emergency. Tak lama kemudian, polisi tiba dan mengamankan lokasi kejadian.
Namun, semakin banyak kejanggalan yang muncul, tentunya semakin besar pula pertanyaan yang menggantung.
Bukan Sekadar Kecelakaan?
Polisi masih menyelidiki kemungkinan kecelakaan lalu lintas atau tabrak lari, bahkan dugaan pembegalan. Tapi ada banyak kejanggalan yang sulit diabaikan dari kematian Juwita.
Juwita ditemukan tanpa dompet, tas, atau dua ponsel yang selalu dibawanya. Yang tersisa hanya tubuhnya, pakaian, helm, motor, serta sandal hitam yang terlepas dari kakinya. Anehnya, wadah SIM card handphone ditemukan sekitar 10 meter dari lokasi jasadnya.
Lebih mencurigakan lagi, tidak ada bekas kecelakaan yang jelas. Pakaian Juwita masih rapi, helmnya tidak penyok, dan motornya dalam kondisi baik tanpa goresan. Jika ini kecelakaan, mengapa tidak ada tanda-tanda benturan keras?
Lalu, ada tanda lebam di bawah mata kiri Juwita dan memar di belakang leher hingga telinga. Luka-luka ini bukan ciri khas kecelakaan biasa.
Ke Mana Juwita Pergi?
Pagi itu, sekitar pukul 9.00-10.00 WITA, Juwita pamit ke keluarganya bahwa akan pergi ke Guntung Payung. Tidak ada percakapan lain, hanya izin singkat.
Beberapa jam kemudian, Juwita ditemukan di Gunung Kupang, lokasi yang berbeda dari tujuannya semula.
Apakah Juwita memang sengaja ke sana? Ataukah ada seseorang yang membawanya? Atau, lebih mengerikan lagi, apakah Juwita “diletakkan” di sana setelah sesuatu terjadi?
Pertanyaan yang Masih Menggantung
Kematian Juwita membuat teman-teman jurnalisnya gelisah. Spekulasi terus berkembang. Jika ini bukan kecelakaan, apa yang sebenarnya terjadi?
Tanpa ada keterangan yang jelas hingga saat ini, pertanyaan-pertanyaan terkait Apa yang membawa Juwita ke sana? Apa yang terjadi pada Juwita? tentunya akan terus muncul.
Kapolda Kalsel Beri Atensi Khusus Terhadap Kasus Kematian Juwita
Menyikapi ini, Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan menegaskan komitmennya untuk mengungkap kasus kematian wartawati Newsways.co.id, Juwita (25) yang ditemukan tak bernyawa di kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru.
“Semoga kasus ini bisa segera terungkap, agar ada kepastian bagi keluarga, masyarakat, dan rekan-rekan jurnalis,” ujar Kapolda kepada awak media di Banjarmasin, Senin (24/03/2025).
Saat ini, penyelidikan masih ditangani oleh Polres Banjarbaru dengan bantuan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel. Kapolda memastikan, segala petunjuk, termasuk hasil visum, masih dikumpulkan dan akan disampaikan dalam waktu dekat.
“Kami mohon waktu agar penyelidikan berjalan maksimal dan tidak terganggu,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Banjarbaru, AKBP Pius X Febry Aceng Loda menyebut pihaknya telah memeriksa empat saksi dari lokasi kejadian serta mengumpulkan berbagai bukti atas kasus meninggalnya Juwita.
“Saat ini masih dalam penyelidikan. Kami akan terus mengembangkan kasus ini,” katanya usai menerima kunjungan Kapolda Kalsel ke Mapolres Banjarbaru.
Kapolres juga menegaskan, kepolisian akan bekerja maksimal untuk mengungkap fakta di balik kematian Juwita. Hasil visum dan bukti lain akan disampaikan setelah proses penyelidikan lebih lanjut.
“Biarkan penyidik bekerja secara maksimal agar kebenaran terungkap,” tandasnya.
PWI Minta Polisi Usut Tuntas Kematian Juwita
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) turut menyoroti kasus ini. Sekretaris PWI Banjarbaru, Zepi Al Ayubi, mengaku kehilangan salah satu rekan jurnalis yang dikenal aktif dan berdedikasi.
“Juwita adalah teman kami. Kepergiannya mengejutkan dan meninggalkan duka mendalam bagi jurnalis di Banjarbaru,” ungkap Zepi.
PWI menilai ada kejanggalan dalam kasus ini dan mendesak kepolisian untuk mengusutnya secara tuntas.
“Kami tidak ingin kasus ini hanya dianggap sebagai kecelakaan biasa. Semua kemungkinan harus diselidiki hingga terang benderang,” tambahnya.
Senada, Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie, menyampaikan duka yang mendalam.
“Kehilangan Juwita adalah duka bagi dunia pers. Semangatnya dalam menjalankan tugas jurnalistik akan selalu menjadi inspirasi bagi kita semua,” ucapnya.
AJI Persiapan Banjarmasin Desak Transparansi dalam Pengusutan Kematian Juwita
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin, Randy menegaskan, kasus meninggalnya Juwita ini harus diusut secara transparan.
“Jangan terburu-buru menyimpulkan sebelum ada bukti kuat. Semua kemungkinan harus diperiksa, termasuk dugaan kekerasan,” tegasnya.
AJI juga menyoroti pentingnya perlindungan bagi jurnalis, terutama perempuan yang sering bekerja di lapangan.
“Jurnalis harus bisa bekerja tanpa rasa takut. Perlindungan dari ancaman dan kekerasan harus menjadi perhatian utama,” katanya.
Selain itu, AJI meminta aparat penegak hukum bertindak profesional dan tanpa intervensi dalam menyelidiki kasus ini.
“Jika ada unsur kesengajaan atau kekerasan, pelaku harus ditemukan dan dihukum sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
AJI juga mengajak seluruh jurnalis dan masyarakat untuk mengawal kasus ini agar tidak menguap tanpa kejelasan.
“Kematian Juwita harus diusut tuntas. Kepastian hukum bukan hanya soal keadilan bagi korban, tetapi juga perlindungan bagi jurnalis lainnya,” tegas Randy.
JMSI Kalsel Nilai Ada Kejanggalan dalam Kematian Juwita
Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kalsel, Milhan Rusli menilai banyak kejanggalan dalam kasus ini, baik dari kondisi jenazah maupun barang bukti di lokasi.
“Kasus ini harus diusut secara tuntas. Jika ada unsur kejahatan, siapa pun pelakunya harus diadili,” katanya.
JMSI mendesak polisi bekerja secara profesional dan memastikan tidak ada yang ditutup-tutupi dalam penyelidikan.
“Kami percaya kepolisian akan menangani kasus ini dengan serius dan transparan,” tambahnya.
FJPI Kalsel Minta Perlindungan bagi Jurnalis Perempuan
Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalsel, Hj. Sunarti menekankan pentingnya perlindungan bagi jurnalis perempuan yang bekerja di lapangan.
“Kami meminta aparat untuk memberikan jaminan keamanan bagi jurnalis perempuan, terutama saat bertugas di luar jam kerja,” ujarnya.
Menurutnya, kematian Juwita yang penuh misteri harus menjadi perhatian semua pihak agar tidak terulang di masa depan.
“Kita harus mengawal kasus ini bersama-sama. Jangan sampai ada jurnalis yang kehilangan nyawa tanpa kejelasan,” tegasnya.
Sunarti juga mengajak masyarakat untuk mendoakan Juwita agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan yang Maha Kuasa.
“Kita serahkan penyelidikan kepada aparat, semoga almarhumah husnul khotimah,” tutupnya.
