Teras7.COM – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto berencana mengubah masa program pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mulanya tiga tahun menjadi empat tahun.
Saat ditanyakan perihal rencana perubahan masa program pendidikan di SMK, Kepala Bidang Pembinaan SMK, Syamsuri membenarkan hal tersebut.

Namun, Syamsuri mengatakan bahwa hal tersebut masih tahap perencaan, tetapi tidak menutup kemungkinan akan menjadi sebuah kebijakan nantinya.
“Dirjen melalui pendapatnya pribadi mengemukakan, bahwa sebaiknya SMK memang 4 tahun masa program pendidikannya, tapi kita lihat saja nanti, jika benar nanti terealisasi, maka akan jadi sebuah kebijakan,” ujarnya kepada Teras7.com. Jumat (05/02).
Bahkan, kata Syamsuri jenjang SMK sendiri memang sudah menerapkan masa program pendidikan selama 4 tahun, akan tetapi hanya pada komptensi keahlian tertentu saja, dan itu tidak menyalahi aturan yang berlaku.
“Tidak menyalahi aturan, memang ada tertuang di Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 06/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),” ucapnya.
Ia menerangkan bahwa dari segi komptensi hal tersebut cukup bagus, lantaran bertujuan untuk lebih mendewasakan keterampilan dari peserta didik SMK yang akan terjun ke dunia usaha nantinya.
Menurutnya, untuk peserta didik SMK sekarang masih kurang stabil dalam hal karakter, namun jika masa program pendidikannya di tambah menjadi 4 tahun, maka peserta didik akan lebih memahami, dan hal itu juga yang diinginkan oleh dunia usaha.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Martapura, Dwi Ayati menyatakan bahwa menyamaratakan program belajar 4 tahun untuk jenjang SMK menurutnya harus dikaji lebih mendalam lagi.

Lanjut Dwi, mestinya hal tersebut harus dilihat dari segi aspek berapa jumlah kompentsi keahlian yang sesuai dengan Industri dan Dunia Kerja (IDUKA), serta berapa persen lulusan SMK yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Kalau ternyata persentase lulusan SMK yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi relatif tinggi, dan jumlah IDUKA yang ingin menyerap lulusan SMK relatif rendah, maka hal tersebut rasanya kurang efektif,” terangnya.
Hal tersebut menurutnya malah dapat mengurangi animo masyarakat terhadap SMK, karena masyarakat menganggap itu membuat anak mereka rugi waktu satu tahun jika bersekolah di SMK.

Namun Dwi menyatakan bahwa jika memang sebagian besar peserta didik SMK memang ingin bekerja, dan imbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan, maka itu sangatlah efektif.
“Tapi kalau lulusan SMK sebagian besar memang ingin bekerja dan lapangan pekerjaannya tersedia, maka program belajar 4 tahun sangat efektif, agar lulusan SMK benar-benar memiliki skill yang mumpuni sebelum terjun ke dunia usaha,” tandasnya.
Sedikitnya ada 36 kompetensi keahlian di SMK yang memiliki masa program belajar selama 4 tahun yang tertuang di Perdirjen Disdakmen No.06/D.D5/KK/2012 diantaranya ialah Geologi Pertambangan, Informasi Geospasial, serta Konstuksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan.