TERAS7.COM – Henti jantung mendadak merupakan kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba diikuti dengan hilangnya kesadaran dan berhentinya bernapas.
Akibat kondisi ini membuat aliran darah ke seluruh tubuh yang dipompa oleh jantung juga terhenti dan dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen hingga kematian.
Karena itu kondisi henti jantung ini perlu ditangani secepatnya dengan pertolongan pertama berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP) sehingga akibat yang tidak diinginkan dapat dicegah.
Menurut dr. Yusdani saat dihubungi via Whatsapp mengatakan banyak hal yang menyebabkan kondisi henti jantung ini, namun yang lebih penting bagi masyarakat adalah harus tahu apa yang dilakukan ketika menemukan orang dengan gejala henti jantung.
“Banyak masyarakat kita yang tidak mengetahui penanganan kondisi henti jantung ini. Jika masyarakat menemukan orang yang mengalami pingsan dan diduga mengalami henti jantung, maka tidak perlu panik, harus fokus dan sigap,” katanya.
Dalam kondisi yang sangat darurat ini, ada 3 hal yang perlu diperiksa dari korban, yaitu denyut nadi, nafas dan posisi tangan sebagai tambahan untuk mencurigai apakah ada kemungkinan nyeri dada atau tidak sebelumnya.
“Jika menemukan orang yang tiba-tiba tak sadarkan diri, periksa denyut nadi dan nafas, apakah ada atau tidak. Pemeriksaan denyut nadi penting dilakukan karena dia pasti diikuti henti nafas,” jelas dr. Yusdani.
Jika sudah teridentifikasi, segera lakukan panggilan darurat untuk meminta pertolongan medis dan lanjutnya menunggu pertolongan medis datang, si penolong jangan hanya diam saja.
“Jika diam saja maka akibatnya fatal. Jadi menunggu pertolongan medis datang, kita bisa melakukan RJP. RJP merupakan metode yang digunakan untuk mempertahanka sirkulasi oksigen dan darah ke otak. Pada RJP konvensional memerlukan nafas buatan, tapi hal tersebut tidak harus dilakukan,” ungkapnya.
RJP kata dr. Yusdani cukup dilakukan dengan mengkompresi jantung dan paru dengan tekanan, karena jantung dan paru memiliki cadangan oksigen untuk beberapa menit setelah terjadinya henti jantung.
“Penting untuk menjaga sirkulasi darah agar oksigen tetap tersalurkan ke otak. Cara melakukan RJP cukup mudah, pastikan korban berada di alas yang keras dan rata. Kemudian letakkan dan kepalkan salah satu tangan di pertengahan dada korban. Pastikan letak lengan tegak lurus terhadap dada korban dan bahu dijadikan tumpuan lalu tekan dengan kuat dan cepat sebanyak 100 kali permenit,” terang dr. Yusdani.
RJP ini dilakukan semampunya sampai petugas medis tiba untuk memberikan pertolongan atau hingga korban sadar kembali.