TERAS7.COM – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Barito Kuala (Batola) menggelar kegiatan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Angkatan I.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari sejak Jumat hingga Minggu (8 – 10 Oktober 2021) ini diikuti 50 peserta berasal dari pengurus NU di 17 kecamatan, pengurus cabang, serta lainnya.
Acara yang dibuka Bupati diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan H Wahyudie SH MH ini berlangsung di Aula Selidah Kantor Pemkab Batola.
Dalam kegiatan para peserta mendapatkan sejumlah materi dari para narasumber dan tim instruktur PWNU Kalsel seperti Fathul Ilmi, Harunur Rasyid, KH Hasib Salim, Teddy Suryana, KH Syarbani Haira, M Radini, M Ramli Jauhari, dan Berry Nahdian Furqan.
Materi-materi yang diberikan di antaranya orientasi pendidikan, pembagian kelompok, strategis perjuangan politik Aswaja, Pancasila, prinsip-prinsip Aswaja, analisis, olah ruhani, gazwah al-Fikr berupa peta pertarungan pemikiran, diskusi kelompok terkait strategis dakwah dunia millenial, presentasi kelompok dan diskusi, NU dan tantangan masa depan, analis kekuatan endogen NU Barito Kuala, dan NU outlook 2021 terkait strategi mengelola titik balik NU.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS saat membuka kegiatan mengharapkan, melalui kegiatan dapat membekali para kader NU menjadi kader tangguh mengemban Islam ahlussunah waljamaah serta dapat menjadi benteng pencegah maraknya Islam radikal.
Sejalan berkembangnya tugas-tugas penyelenggaraan keorganisasian dan pembangunan, bupati berharap, agar NU senantiasa meningkatkan mutu para kader melalui berbagai pendidikan dan pelatihan sesuai dinamika tuntutan pelayanan kepada masyarakat.
Mengingat, sebutnya, inti sebuah pendidikan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai iman dan takwa berdasarkan Pancasila.
“Ajaran Islam serta pendidikan karakter atau akhlak sangat penting dalam pembentukan muslim berkualitas karena akhlak mulia memiliki kedudukan yang tinggi yang dapat menghantarkan manusia dalam kebahagiaan dunia akhirat,” ucap bupati.
Wakil Ketua PWNU Kalsel, KH Harunur Rasyid menilai kegiatan yang dilaksanakan ini penting bagi peserta. Mengingat NU merupakan organisasi yang bersifat perkumpulan, keagamaan, keislaman, dan kemasyarakatan dalam pengelolaannya harus bersifat koordinasi dan konekting.
Saat ini, sebut Harunur Rasyid, orang mengenal NU masih dalam batas amaliyah dan wilayah tradisi. Namun belum bersifat institusi. Karenanya agar NU bisa berfungsi dengan baik maka pengelolaannya harus dengan baik dan maksimal.
Ketua PCNU Batola, Drs KH Iswaldi MAP mengatakan, NU saat ini menjadi organisasi keagamaan terbesar mencapai 67 persen dari penduduk Indonesia. Demikian pula di Batola keberadaan warga NU sangat dominan yang dibuktikan dari kegiatan-kegiatan keagamaan.
Kendati terbesar, papar Iswaldi, warga NU sering menjadi sasaran dari kelompok takfiri yang intoleran, suka mengkafir-kafirkan, membid’ah-bid’ahkan dan lain.
Selain dari kelompok takfiri, papar Iswaldi, ancaman yang perlu diwaspadai warga nahdliyin terhadap adanya kelompok idelogi non islam seperti liberalisme, komunisme, materialisme, sekularisme, hidonisme, otorialitasime, dan Islam phobia.
Dalam upaya menangkal berbagai rongrongan tersebut, papar Iswaldi, NU harus melakukan penguatan. Karena tanpa institusi yang mumpuni NU akan mengalami distorsi dari ideologi-ideologi lain.
Ketua Panitia Pelaksana Anwar Hadimi MPd mengatakan, tujuan digelarnya PKPNU di antaranya agar kader-kader NU bisa mempunyai loyalitas dan mempunyai komitmen kuat terhadap NU sekaligus untuk penguatan struktural NU kendati selama ini jumlah pengikutnya sangat banyak.
“Mudah-mudahan dari kegiatan ini kita bisa mendata dan merangkum semua kader-kader yang betul-betul bisa menggerakan NU sehingga organisasi ini bisa lebih baik, berkembang dan mumpuni,” katanya.