TERAS7.COM – Jembatan Sungai Salim yang berada di Jalan A Yani Km 55 perbatasan Kecamatan Astambul-Mataraman pada 14 Januari 2021 sempat terputus karena oprit jembatan tersebut rusak tergerus air banjir besar yang melanda Kabupaten Banjar.
Setelah sempat putus, akhirnya pemerintah membangun jembatan darurat sebagai jalur penghubung sementara dan juga menggebut pembangunan jembatan Sungai Salim, bahkan pembangunannya menjadi prioritas karena langsung ditangani Kementerian PUPR.
2 bulan setelah putus, kini Jembatan Sungai Salim sudah memasuki tahapan konstruksi rangka baja yang ditangani oleh PT. Waskita Karya.
Hal ini diungkapkan Konsultan Pengawas Konstruksi Jembatan Sungai Salim, Lasmiyanto saat ditemui di lokasi pada Kamis (25/3).
“Perkembangan sekarang sudah mulai konstruksi rangka baja, sekitar 12 hari ke depan sudah selesai, kemudian akan langsung kita lakukan pengecoran jembatan. Diperkirkan seminggu setelah itu sudah bisa open traffic,” ujarnya.
Jembatan yang rencananya memiliki spesifikasi rangka baja kelas A dengan trotoar seluas 1,5 meter dan badan jalan 8 meter ini memiliki panjang kurang lebih 40 meter.
Pekerjaan konstruksi jalan ini sendiri melibatkan sekitar 60 orang pekerja dengan beberapa alat berat dengan kontrak hingga akhir Mei 2021 mendatang.
“Kalau target kontrak sekitar akhir Mei 2021, tapi kita akan percepat untuk open traffic pada pertengahan April ini sehingga bisa dilalui sebelum Lebaran. Walau hanya untuk kendaraan sedang dan kecil saja, sementara kendaraan besar masih tetap lewat jembatan darurat,” ungkap Lasmiyanto.
Bahkan hujan pun tak menghentikan pelaksanaan kontruksi jembatan yang sedang dikebut ini lanjutnya, karena itu setiap pekerja akan diberikan mantel hujan plastik agar pekerjaan tak terganggu.
“Tapi kalau hujan lebat, baru kita hentikan pengerjaan. Kendala kita melakukan konstruksi hanya lahan yang sempit bagi alat berat dan lalu lintas yang padat, itu saja yang cukup mengganggu,” jelas Lasmiyanto.
Sementara itu anggota Satlantas Polres Banjar, Briptu Andreas Susanto mengungkapkan selama konstruksi jembatan ini, arus lalu lintas dari Martapura ke Hulu Sungai dan sebalinya diberlakukan sistem buka tutup.
“Buka tutup dilakukan setiap 10 menit, baik untuk arah lalu lintas dari Martapura ke Hulu Sungai dan sebaliknya. Kalau terjadi kemacetan atau ada emergency, maka itu yang kita utamakan untuk lewat,” ujarnya.
Briptu Andreas mengatakan antrian akibat buka tutup lalu lintas yang dilakukan sejak pembukaan jembatan darurat sendiri rata-rata berkisar 200-300 meter.
“Tapi sementara ini arus lalu lintas terpantau aman dan lancar. Polres Banjar sendiri melakukan pengamanan ini selama 24 jam,” sebutnya.