TERAS7.COM – Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Banjar beberapa waktu yang lalu meraih penghargaan inovasi hasil kegiatan Laboratorium Inovasi yang merupakan kerjasama Bappedalitbang Kabupaten Banjar dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.
Inovasi berupa Telur Asin Herbal Kemangi untuk peningkatan vitalitas ini merupakan penghargaan yang diraih Disnakbun Banjar Bersama dengan 2 instansi di Kabupaten Banjar yang meraih penghargaan ini.
Lalu siapakah yang berada di balik capaian penghargaan inovasi hasil kegiatan laboratorium Kabupaten Banjar ini?
Kepala Disnakbun Banjar, Dondit Bekti saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu yang lalu mengungkapkan dicapainya penghargaan ini merupakan kerja keras jajarannya, terutama Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan Dan Pemasaran Disnakbun Banjar, Muhammad Akbar Susanto.
“Beliaulah yang bergerilya kesana kemari mendatangi ibu-ibu di kecamatan untuk diterapkan di masyarakat. Inovasi tersebut merupakan hasil disertasi beliau yang kita munculkan karena inovasi ini sangat baru dan pemanfaatannya jelas bisa diterapkan di masyarakat,” katanya.
Salah satu keunggulannya ujar Dondit Bekti adalah kadar kolesterol dalam telur yang sangat rendah dan bernutrisi sehingga layak dikonsumsi berdasarkan hasil laboratorium, sehingga inovasi ini mulai ditiru oleh Kabupaten/Kota tetangga yang meminta dilakukan pelatihan ditempatnya.
“Tapi saya sudah menduga inovasi ini berhasil meraih penghargaan karena inovasi ini sangat baru, murah dan mudah, karena itu sejak Banjar Expo 2019 kemarin promosinya sudah kami intensifkan,” ungkapnya.
Sementara Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan Dan Pemasaran Disnakbun Banjar, Muhammad Akbar Susanto menjelaskan diciptakannya inovasi ini sesuai dengan arahan Bupati Banjar agar setiap SKPD memiliki inovasi.
“Konsep awal kita menciptakan Telur Asin Herbal Kemangi ini karena kita daerah kita salah satunya kecamatan Aluh-Aluh memroduksi telur itik dalam jumlah yang lumayan banyak. Tapi selama ini telurnya hanya dijual biasa saja, tak ada nilai tambah, karena itu inovasi ini diharapkan memiliki nilai manfaat tertentu,” ujarnya.
Diantaranya memperpanjang masa simpan dan meningkatkan vitalitas kesehatan dan seksual dengan memasukkan zat-zat dari tanaman herbal.
“Pengembangannya sudah saya mulai sejak 2017, jauh sebelum Diklatpim dimana saya mulai membuat formulanya selama setahun. Pada saat Diklatpim inovasi ini saya persentasikan dan meraih juara 2 tingkat Provinsi Kalsel, lalu kami ikutkan dalam inovasi Kabupaten Banjar,” jelasnya.
Dengan memanfaatkan tanaman herbal yang dapat ditemukan dengan mudah di masyarakat, terciptalah inovasi yang memiliki keunggulan seperti rendah kolestrol berdasarkan uji Laboratorium independent berstandar Komite Akreditasi Nasional (KAN) serta daya simpan hingga 1,5 bulan di suhu ruangan dan 6 bulan di ruang pendingin, tidak seperti telur asin biasa yang cuma bisa bertahan selama 2 minggu di suhu terbuka.
Akbar Santoso tidak menyangka inovasi yang ia ciptakan ini meraih berbagai penghargaan, karena tujuan utamanya menciptakan Inovasi ini untuk memberlakukan teknologi baru di masyarakat.
“Menang bagi saya diraihnya berbagai penghargaan adalah bonus. Ini karena inovasi ini telah diaplikasikan di masyarakat, orisinil tidk menduplikat inovasi lain dan konsisten diajarkan. Bahkan ke depan kita akan berkonsultasi dengan Bapedda-Litbang Kabupaten Banjar untuk memberikan hak paten atas inovasi ini, karena banyak yang mau belajar dan sempat ada yang mau beli formula saya. Dengan dipatenkan diharapkan inovasi ini tidak di klaim daerah lain dan kita menciptakan ciri khas baru untuk Kabupaten Banjar,” ungkapnya.