TERAS7.COM – Secarik kisah dari seorang perempuan bernama Mardhatina Diniy, S.Th.I., S.Pd.I. Sang peraih juara pertama Penyuluh Agama Islam Awars 2024 tingkat Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), kategori Metode Penyuluhan Baru.
Perempuan kelahiran Balikpapan yang akrab disapa Ustadzah Diniy ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia dilahirkan dari pasangan Mastur Anwar Dini dan Misrukiyah pada 11 Februari 1982 silam.
Almarhum ayahnya bernama Mastur Anwar Diniy, merupakan seorang Imam di Masjid Besar Pertamina dan ulama yang banyak kiprahnya dalam dakwah di Balikapapan. Sementara, ibunya bernama Misrukiyah, telah meninggal dunia sejak Diniy masih cukup belia di usianya yang baru menginjak 9 tahun.
Meski tidak banyak namun memori yang Diniy miliki bersama almarhumah ibu cukup berkesan. Diniy menyebut, ayah dan ibunya masing-masing lahir di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel.
Setelah menamatkan pendidikan Sekolah Dasar, sang ayah mengirim Diniy melanjutkan sekolah ke “Kota Pelajar,” di Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta. Seakan mengikuti jejak sang ayah, kemampuannya berceramah mulai terasah saat itu.
Program sekolah menuntut Diniy berani tampil pada kegiatan muhadhoroh, pidato dan lomba debat pelajar antar sekolah. Karakter kepemimpinannya juga muncul saat terpilih menjadi Ketua Ikatan Pelajar Madrasah Mu’allimat atau OSIS kala itu.
Mahasiswa UIN Yang Aktif Di HMI dan KAMMI
Setelah menamatkan sekolah hingga enam tahun pada tahun 2000 lalu, Diniy melanjutkan studi ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN), sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits.
Meskipun menempuh pendidikan, Diniy cukup aktif dalam berogranisasi. Ia tercatat pernah bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Keluarga Aksi Mhasiswa Muslim Indinesia (KAMMI).
Bersama HMI, Diniy dipercaya menjadi Koordinator Kajian Strategi pada Bidang Intelektual Fakultas Ushuluddin dan di KAMMI. Bahkan, Diniy juga sering didaulat untuk menjadi orator pada kegiatan demonstrasi di kampus.
Setelah lulus dan menikah, pada tahun 2007 dirinya menetap di Paringin Kabupaten Balangan yang merupakan kampung kelahiran suami. Sampai 2024 ini, bersama suaminya Zaki Mubarak, ia telah dikaruniai tiga orang anak, satu perempuan dan dua laki-laki.
Di tanah kelahiran suaminya itu, Diniy berkiprah memanajemen pendidikan yang berada di ruang lingkup Yayasan Al-Istiqamah dan menaungi beberapa lembaga pendidikan.
Meski telah bersuami, Diniy masih tetap memperhatikan pendidikannya. Ia kembali memperdalam keilmuannya dengan berkuliah di Universitas Terbuka jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Sekarang ini, ia tengah menempuh pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Lambung Mangkurat jurusan Administrasi Pendidikan.
Beri Bimbingan Agama Lewat Satuan-Satuan Pendidikan dengan berbagai Metode
Selain itu, Diniy juga aktif melakukan pembinaan dibeberapa lembaga satuan pendidikan, tidak hanya unsur peserta didik, ia juga membina pendidik yang termuat dalam beberapa kelompok kelompok binaan di beberapa satuan pendidikan.
Satuan-Satuan Pendidikan Belum Tersentuh Penyuluh Agama
Sebagai perempuan yang berpendidikan, Diniy menaruh perhatian besar pada pembinaan sekolah. Menurut Diniy, sekolah mampu melahirkan out put peserta didik yang baik bila seluruh unsur dalam satuan pendidikan bersinergi dalam keselarasan tujuan pendidikan.
Karena itu, Diniy menilai perlu adanya koneksivitas pembinaan antara pendidik, peserta didik dan juga orang tua peserta didik, demikian pula dengan seluruh unsur didalamnya.
Sementara ini, lahan-lahan yang tersentuh garapan penyuluhan di wilayahnya lebih dominan dilakukan di majelis-majelis ta’lim, masjid dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
“Nah, untuk sementara ini satuan-satuan pendidikan kurang mendapatkan sentuhan pembinaan secara khusus,” ucap Diniy.
Secara intens, Diniy melakukan pembinaan di beberapa satuan pendidikan di Kabupaten Balangan. Metode dalam pembinaan yang ia lakukan diantaranya dengan menggunakan metode ceramah dan dialog interaktif.
Kemudian, metode bimbingan konseling, pendekatan personal, dan penugasan seperti melakukan analisa video, merangkum artikel dan menjawab soal soal yang diberikan penyuluh.
Gunakan IT Dalam Kegiatan Pembinaan
Dalam penyampaian pembinaan itu, Diniy sangat melek terhadap Tnformasi Teknologi (IT), seperti LCD yang terkoneksi dengan internet, penggunaan fitur Google Meet (Gmeet) dan Zoomeeting.
Dengan adanya pemanfaatan IT dalam menyampaikan materi, kelompok binaan mendapatkan kesempatan untuk menerima informasi yang lebih luas dan pembinaan yang tidak hanya dibatasi oleh ruang.
Aktivitas yang Diniy aplikasikan selama kurun waktu sejak 2008 sampai dengan 2024 ini. Kembali ia terapkan saat mengemban tugas sebagai Penyuluh Agama Islam di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Paringin.
Raih Penghargaan Terbaik 1, Seleksi Penyuluh Award 2024 Tingkat Kabupaten
Hingga pada Mei 2024 baru-baru tadi, metode yang ia terapkan tersebut berhasil membawanya meraih penghargaan sebagai Terbaik 1 (pertama), pada seleksi Penyuluh Award Tingkat Kabupaten Balangan.
Menyusul pada Juni 2024 ini, Diniy pun mengikuti seleksi Penyuluh Agama Islam Award 2024 Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan. Hasilnya, Diniy kembali berhasil meraih Juara 1, katagori Metode Penyuluhan Baru.
Melalui prestasinya ini, Diniy digadang-gadang untuk siap mengikuti tahapan seleksu selanjutnya, Penyuluh Award 2024, tingkat Nasional.
Apresiasi Atas Aktivitas Ustadzah Diniy dari Stakeholder
Sementara itu, Kepala KUA Kecamatan Paringin, Syahrudin, S.Ag., M.M. mengapresiasi pembinaan yang dilakukan Ustadzah Diniy berupa bimbingan agama melalui satuan-satuan pendidikan dengan berbagai metode tersebut.
“Kami telah mengetahui aktivitas berupa pembinaan yang Ustadzah Diniy lakukan. Dari pengawasan kami, kegiatan itu sangat positif dan kami sangat mendukung kegiatan tersebut,” katanya.
Begitu pula, tanggapan positif juga terlontar dari Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka. Kankemenag) Kabupaten Balangan, Drs. H. Saribuddin, M.Pd.I.
Menurutnya, pembinaan yang Ustadzah Diniy lakukan membantu upaya penyuluhan agama dengan menyentuh langaung lini penting disosial masyarakat. Ia juga menaruh harapan agar prestasi pada seleksi tingkat nasional nanti dapat menghasilkan yang terbaik.
“Saya pribasi sangat menghargai apa yang sekama ini dikakukan oleh Ustadzah Diniy. Saya berharap kedepan, bentuk pembinaan tersebut dapat terus diaplikasikan dan dikembangkan,” ujarnya.
Menurut Ketua Yayasan Al-Istiqamah Paringin, Kabupaten Balangan, Hj. Syahriah, S.Pd.I. kegiatan pembinaan secara intens yang diterapkan Diniy terhadap tenaga pendidik dilingkungan pndidikan yang ia kelola memiliki dampak secara positif.
Selain meningkatkan kompetensi para guru, pembinaan yang Diniy lakukan selama ini telah membantu mengembangkan pengetahuan dan membuka wawasan para guru.
“Secara khusus berpengaruh positif pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di ruang kelas, karena kepabilitas guru yang saya nilai mumpuni,” imbuhnya.