Dengan berselancar di website kami, Anda setuju dengan Kebijakan Privasi kami.
Accept
Teras7.comTeras7.com
  • INDEKS BERITA
  • NEWS
    • Nasional
    • Berita Umum
    • Ekonomi
    • Layanan Publik
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Banjir KalSel
  • LIFE
    • Education
    • Lifestyle
    • Teknologi
    • Kilas Balik
  • HEALTH
  • TRAVEL
  • FOOD
Search
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
Reading: Sosok Guru Danau, Ulama Banjar yang Warisi Gaya Ceramah Guru Sekumpul
Share
Sign In
Notification Show More
Aa
Teras7.comTeras7.com
Aa
Search
  • Indeks Berita
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Pemerintahan
  • Lifestyle
  • Budaya
  • Opini
  • Education
  • Ekonomi
  • Video
  • Berita Umum
  • Environment
  • Infrastruktur
  • Kesehatan
  • Kilas Balik
  • Kuliner
  • Layanan Publik
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Religi
  • Sosial
  • Teknologi
  • Travel
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.

Sosok Guru Danau, Ulama Banjar yang Warisi Gaya Ceramah Guru Sekumpul

Muhammad Ariandi
Muhammad Ariandi 2 Februari 2024, 20.01
Share
Guru Danau, murid Guru Sekumpul yang warisi gaya ceramah sang guru dalam dakwahnya. (Foto: istimewa)
SHARE

TERAS7.COM – KH Asmuni atau akrab disapa Guru Danau dikabarkan meninggal dunia hari ini, Jumat (02/02/2024) sekitar pukul 16.30 WITA di kediamannya di Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kabar meninggalnya salah satu ulama kesayangan masyarakat Kalimantan Selatan, terutama Amuntai ini dengan cepat menyebar ke telinga masyarakat.

Guru Danau merupakan panggilan akrab atau nama populer bagi Tuan Guru Asmuni. Nama “Danau” yang dilekatkan pada dirinya sebenarnya merupakan nama singkat dari tempat kelahiran dan tempat tinggalnya, Danau Panggang. Danau Panggang merupakan salah satu Kecamatan di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terletak sekitar 24 km dari kota Amuntai.

Guru Danau lahir tahun 1955 di Danau Panggang. Ayahnya bernama Haji Masuni dan ibunya bernama Hajjah Masjubah. Dia merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara.

Ayah Guru Danau berasal dari daerah Danau Panggang. Sedangkan ibunya beretnis Dayak Bakumpai berasal dari daerah Marabahan yang pindah ke Danau Panggang. Dari garis ibunya Guru Danau menjadi bagian dari zuriat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau dikenal Guru Kalampayan.

Baca juga :

Bupati Tanah Bumbu Bang Arul Ikuti Safari Dakwah dan Ziarah Bareng Habib Musthofa

Wagub Hasnuryadi Hadiri Haul Datu Kalampayan ke-219, Serukan Pelestarian Warisan Ulama

Shalat Ied Bersama Ribuan Jemaah, Sirajoni: “Rayakan Kemenangan di Hari Yang Fitri”

Sewaktu kecil, Guru Danau bernama Zarkasyi. Oleh seorang habib yang bernama Habib Salim Mangkatip nama itu diubah menjadi Asmuni. Menurut Guru Danau, Asmuni itu berarti berharga.

Guru Danau hidup di lingkungan keluarga yang sederhana dan taat beragama. Orang tuanya dahulu bekerja sebagai buruh kapal dengan pendapatan yang pas-pasan.

Pendapatan yang pas-pasan itu tidak menghalangi semangat orang tuanya untuk membiayai pendidikannya di sejumlah pesantren, baik yang berada di Kalimantan Selatan maupun di Pulau Jawa.

Guru Danau termasuk beruntung, karena tidak banyak orang di daerahnya yang mampu dan memiliki kesempatan untuk berangkat ke Pulau Jawa untuk belajar meski dalam waktu singkat.

Guru Danau menempuh pendidikan tingkat dasar di Madrasah Ibtidaiah Pesantren Mu‟alimin Danau Panggang (tamat tahun 1971) dan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Mu‟alimin Danau Panggang (tamat tahun 1974). Setelah itu dia meneruskan studinya di tingkat atas (aliyah/ulya) di Pesantren Darussalam Martapura (tamat tahun 1977).

Selama belajar di Martapura, selain belajar di Pesantren Darussalam, Guru Danau juga belajar dengan sejumlah ulama (tuan guru) yang bertebaran di Martapura.

Salah satu ulama tempatnya belajar adalah KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, salah satu ulama karismatik yang disebut juga dengan nama Abah Guru Sekumpul.

Setelah tamat di pesantren Darussalam, Guru Danau sempat pulang ke kampung halamannya. Tidak lama kemudian, pada tahun 1978, atas anjuran Guru Sekumpul dia kembali belajar di Pesantren Datu Kalampayan di Bangil, Jawa Timur.

123Next Page

You Might Also Like

Bupati Tanah Bumbu Bang Arul Ikuti Safari Dakwah dan Ziarah Bareng Habib Musthofa

Wagub Hasnuryadi Hadiri Haul Datu Kalampayan ke-219, Serukan Pelestarian Warisan Ulama

Shalat Ied Bersama Ribuan Jemaah, Sirajoni: “Rayakan Kemenangan di Hari Yang Fitri”

Bupati Tanah Bumbu Andi Rudi Latif Sambut Kedatangan Wakil Gubernur Kalsel Dalam Safari Ramadhan

TP PKK Kabupaten Tapin Gelar Peringatan Isra Mi’raj

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Print
What do you think?
Love2
Cry0
Sad0
Happy0
Angry0
Surprise0
Leave a review Leave a review

Leave a review Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Populer Bulan Ini

TNI-POLRI dan Forkopimda Kotabaru Mantapkan Sinergitas untuk Keamanan dan Pelayanan Masyarakat
29 Maret 2025, 11.41
Sadis! Pembunuhan Jurnalis Juwita Diduga Sudah Direncanakan Pelaku J Oknum TNI AL
29 Maret 2025, 16.26
‘Kami’ Bertanya! Kenapa Juwita?
25 Maret 2025, 07.00
PT SSC Kembangkan Budidaya Ikan Bioflok di Desa Binaan
18 Maret 2025, 19.51
Pendidikan Bintara TNI AD 2024 di Rindam Mulawarman Ditutup, 354 Prajurit Resmi Dilantik!
27 Maret 2025, 21.28
Teras7.comTeras7.com
Follow US
© 2022 PT. Teras Tujuh Indonesia. Hak cipta dilindungi Undang-undang.
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Wartawan
  • Tim Redaksi
Selamat Datang!

Masuk ke akun

Register Lost your password?