TERAS7.COM – Pulau Bakut yang berlokasi di Sungai Barito, atau tepatnya di bawah Jembatan Barito Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan habitat asli hewan endemik Kalimantan yakni, Bekantan.
Delta di bawah Jembatan Barito ini, sejak 2017 lalu telah ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam, yang berfungsi juga untuk tempat Taman Wisata Alam.
Selain diisi oleh bekantan, Pulah Bakut juga kawasan kaya akan mangrove, contohnya seperti rambai yang menjadi makanan dari hewan berhidung panjang tersebut.
Dalam kawasan yang memiliki luasan 15,58 hektare ini, koservasi bekantan disini terbilang berjalan dengan baik, yang mana pada tahun 2020 hanya ada sebanyak 100 ekor, dan sekarang jumlah hewan berhidung panjang tersebut meningkat jadi 122 ekor.
“Alhamdulillah ya dari tahun ke tahun populasi bekantan meningkat terus disini,” ujar Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut, Imam Riyanto. Minggu (08/01/2023.
Wisata Pulau Bakut juga menjadi destinasi menarik, karena di tempat ini, pengunjung bisa berkesempatan melihat langsung hewan langka asli Kalimantan, Bekantan.
Untuk jumlah kunjungan perbulannya ke Wisata Pulau Bakut juga terbilang lumayan banyak, rata-rata berada di kisaran angka 1.500 hingga 3.000 orang.
Bukan hanya menjadi destinasi wisata alam bagi para pengujung dalam negeri, Pulau Bakut dengan Bekantan dan kekayaan mangrovenya ini, juga menjadi daya tarik para pelancong luar negeri untuk datang.
Lalu untuk aksesnya, bisa ditempuh menggunakan angkutan darat, kemudian setelah sampai di dermaga penyebaran lanjut menggunakan transportasi air untuk ke destinasi TWA Pulau Bakut.
Untuk harga tiket, sesuai SK dari pemerintah, bagi wisatan lokal di hari biasa dikenakan tarif Rp 10.000 perorang, kalau di hari libur iRp 12.500 per orang, sedangkan untuk biaya penyeberangan perorangan pulang pergi dari dermaga sebesar Rp 15.000 per orangnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Pulau Bakut, Ariana membeberkan, Bekantan menjadi daya tariknya untuk datang berwisata ke Pulau Bakut.
“Saya memang sengaja datang karena sedang berlibur dan saya memilih Pulau Bakut, sebagai destinasi wisata yang saya datangi, karena saya ingin melihat secara langsung hewan bekantan yang hidup di Pulau Bakut ini,” ungkapnya.
Namun, kesempatan bertemu langsung dengan bekantan tidak sempat dirasakan olehnya, meski begitu, ia mengaku tetap senang karena bisa menikmati suasana alam yang asri di Pulau Bakut.
“Meskipun pada akhirnya saya tidak bisa melihat langsung bagaimana kehidupan bekantan yang ada di pulau ini, tetapi saya tetap merasa senang karena bisa menikmati suasana hutan alam yang masih sangat asri dan luarbiasa indah di Pulau Bakut ini,” tuturnya.
Kedepannya, Ariana berharap perhatian lebih dari pemerintah untuk Pulau Bakut, demi kelangsungan perkembangan destinasi wisata alam, dengan suguhan hewan endemik Bekantan tersebut.
“Harapan saya kepada dinas terkait yang memang menangani langsung agrowisata Pulau Bakut yang ada di Kalimantan Selatan ini, agar kedepannya bisa lebih berkembang, dan juga mendukung dengan menambah fasilitas di agrowisata Pulau Bakut kepada pengunjung, sehingga bisa menarik minat masyarakat ataupun para wisatawan yang ingin datang ke sini, tidak hanya wisatawan lokal namun juga bisa menarik minat para wisatawan mancanegara untuk datang ke tempat ini,” pungkasnya.