TERAS7.COM – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan mengambil keputusan untuk memberhentikan sementara izin ekspor benih lobster.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan buka suara terkait keputusan pemberhentian izin oleh pemerintah pusat tersebut.
Menurut, Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, Muhammad Fadhli, hal tersebut sama sekali tidak mempengaruhi nelayan yang ada di Kalsel.
“Di Kalsel untungnya kita belum melakukan kegiatan penangkapan, kita masih di proses verifikasi, dan rekruitment nelayan oleh perusahaan,” ujarnya saat ditemui oleh jurnalis Teras7.com di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel.
Muhammad Fadhli menjelaskan bahwa kegiatan verifikasi bertujuan untuk mengontrol nelayan agar paham jumlah tangkap benih lobster dan dapat menjaga kelestarian kelautan dan perikanan agar komoditas lobster tidak habis.
Untuk Lobster yang berukuran besar, diungkapkannya bahwa penangkapan dan penjualannya masih berjalan hingga saat ini, tidak ada kendala apapun.
“Kalau untuk penangkapan dan penjualan lobster untuk konsumsi itu masih jalan,” ungkapnya.
Kemudian, Muhammad Fadhli menyatakan bahwa tidak ada sepeserpun kerugiaan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel dengan adanya pemberhentian sementara ekspor lobster oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Dirinya juga mengatakan pihaknya sampai saat ini masih belum mengetahui sampai kapan izin ekspor benih lobster ini akan dibuka kembali oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan.
“Belum ada, jadi ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan,” tegasnya.
Selain itu, menurut orang nomor satu di Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel ini, Lobster merupakan salah satu komoditas penting yang bernilai ekonomis tinggi.
“Lobster salah satunya, dan jenisnya beragam, dan lobster jenis mutiara yang paling mahal harganya,” jelasnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa harga jual per kilogram Lobster Mutiara langsung dari nelayan berkisar antara Rp 150.000 – Rp 200.000, dan jika lobster tersebut dijual kembali mampu menembus harga lebih dari Rp 500.000.
Sementara itu, ditempat berbeda M Habibi salah satu masyarakat yang mengatakan bahwa dirinya memahami mengapa harga lobster bisa terlampau sangat mahal.
“Ya wajar saja sih, soalnya budidaya lobster inikan juga susah, mungkin itu yang bikin lobster mahal,” ucapnya.
M Habibi juga mengatakan bahwa dirinya pernah mencicipi lobster dan untuk rasa memang sepadan dengan harganya yang mahal tersebut.
“Pernah, rasanya enak, dagingnya lembut dan lebih manis dari udang, sesuai juga lah dengan harganya” pungkasnya.