TERAS7.COM, DPRD BANJARBARU – Kelompok Masyarakat (Pokmas) Kenari di Jalan Kenari Komplek Griya Ulin Permai, Kelurahan Landasan Ulin Timur berhasil panen perdana ikan nila hasil bantuan budidaya bioflok.
Bantuan budidaya ikan bioflok oleh Pokmas Kenari ini sendiri merupakan hasil dari pokok pikiran (pokir) Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, Emi Lasari.
“Jadi ini hasil pokir dewan 2023 lalu, yang kita berikan masyarakat bantuan budidaya ikan bioflok. Pokmas disini salah satunya yang berhasil melakukan panen pertamanya hari ini,” ujar Emi, Minggu (19/05/2024).
Emi melanjutkan, tujuan bantuan budidaya bioflok ini untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi anggota Pokmas dan warga setempat.
“Jadi anggota pokmas dapat penghasilan tambahan, dan warga di lingkungan sekitar dapat manfaat karena harga ikan lebih murah dibanding pasaran,” ucapnya.
Meski demikian, menurut Emi, pihaknya akan memberikan beberapa catatan evaluasi terhadap SKPD terkait, dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian Dan Perikanan Kota Banjarbaru.
Pertama soal penambahan jumlah Penyuluh Pendamping Lapangan (PPL) setiap Pokmas, yang notabenenya masih minim pengalaman dalam menjalankan budidaya ikan bioflok.
“1 pokmas hanya sempat dikunjungi pendamping itu 4-5 kali, itu bagi warga yang baru belajar budidaya ikan pasti sangat minim pendampingan,” kata Emi.
“Sehingga kemarin itu kita minta pendampingan dari pendamping mandiri yang sudah puluhan tahun di bidang budidya bioflok sampai akhirnya berhasil,” sambungnya.
Kemudian, evaluasi pemberian benih ikan agar tidak rentan mati ketika dibudidaya Pokmas pemula, serta peningkatan spesifikasi pompa air kolam bioflok.
“Hal-hal ini menjadi catatan kita kedepannya, agar bantuan itu bisa berhasil, jangan sampai setelah diberi bantuan pokmas ini dilepas mandiri, maka nanti akan banyak gagal,” ungkapnya.
Bagi Emi, keberhasilan Pokmas Kenari ini juga bisa menjadi percontohan penggunaan bantuan hibah ke masyarakat agar tidak sia-sia.
Sementara itu, Ketua Pokmas Kenari sekaligus Ketua RT setempat, Herry Kristiono menyebut, dalam panen perdana ini pihaknya berhasil memanen ikan nila sebanyak 1,5 kwintal atau setara 150 kilogram.
“Yang panen hari ini kurang lebih ada 1,5 kwintal (150 kilogram) dari 5 kolam yang berisikan benih awal masing-masing 1000 ekor,” sebutnya.
Untuk harga jual nila hasil panen bioflok ini, Herry menyebut, pihaknya membanderol di harga Rp 30 ribu per kilonya, yang mana harga ini lebih murah dibanding di pasaran.
“Kalau di luaran 38-40 per kg, tapi karena kita sekaligus untuk membantu warga jadi kita jual Rp 30 ribu per kilo,” kata Herry.
Adapun kehadiran bioflok ini, diakui Heryy menjadi sumber kesejahteraan warga setempat, khususnya bagi para bapak-bapak komplek yang sudah pengangguran maupun pensiunan.
“Hadirnya bioflok ini untuk kesejahteraan warga kita disini, khususnya untuk membantu bapak-bapak disini yang sudah pengangguran maupun pensiun,” akunya.