TERAS7.COM – Kabupaten Banjar sempat mengalami curah hujan yang tinggi pada akhir 2020 dan awal 2021 yang mengakibatkan bencana banjir yang cukup besar.
Bencana banjir yang merendam daerah pinggiran sungai Martapura sampai membuat ribuan warga Kabupaten Banjar harus mengungsi.
Yang cukup terdampak secara ekonomi adalah pembudidaya ikan, baik pembudidaya Keramba Jaring Apung (KJA) maupun pembudidaya di tambak/kolam ikan, dimana jutaan ikan saat itu lepas akibat rusaknya KJA dan terendamnya tambak ikan.
Memasuki bulan Oktober 2021 menjelang akhir tahun yang biasanya memasuki musim penghujan, dikhawatirkan bencana banjir tersebut kembali terulang.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (6/10/2021) mengatakan pembudidaya perlu mempersiapkan antisipasi.
“Faktor alam tak bisa hindari, karena itu sebagai antisipasi, kami dari pemerintah daerah menghimbau agar pembudidaya melakukan tindakan preventif,” ujarnya.
Hal ini perlu dilakukan jika pada musim penghujan mendatang, kembali terjadi musim penghujan yang ekstrim.
“Jika ikan sudah siap panen, segera dipanen. Juga atur jumlah tebar ikan, kemudian atur KJA agar tak terjadi hal yang dapat merugikan pembudidaya secara signifikan. Kita menghimbau agar rekan pembudidaya selalu waspada,” ingat Riza Dauly
Sebelumnya Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar Irwan Kumar pada Senin (4/10/2021) mengatakan Kabupaten Banjar mulai memasuki musim hujan.
“Memang dari zoom meeting kami dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kita sudah memasuki musim penghujan,” ujarnya.
Namun menurut Irwan Kumar, curah hujan saat ini masih rendah walaupun sudah memasuki musim penghujan.
Irwan Kumar menerangkan pihaknya akan berencana melakukan rapat koordinasi dengan BMKG dan instansi terkait untuk melakukan antisipasi memasuki musim penghujan.