TERAS7.COM – Masyarakat Balangan tentu sudah tak asing lagi dengan kata Ba’arian, suatu kegiatan sosial yang menjadi tradisi bagi masyarakat Balangan, atau bahkan Kalimantan Selatan.
Tidak tau kapan dan siapa yang mempopulerkan Ba’arian di Bumi Sanggam, namun Ba’arian mempunyai prinsip kerja gotong royong untuk mencapai suatu tujuan yang didambakan.
Biasanya, Ba’arian diikuti oleh beberapa orang dengan sistem saling membantu / bergantian untuk mencapai tujuan tanpa di upah. Ba’arian juga mampu menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menghemat budget. Tuan rumah yang menjadi giliran dalam Ba’arian hanya bermodalkan menyiapkan makan dan minum bagi peserta Ba’arian, yang mana hal itu mampu memangkas pengeluaran dibandingkan Ma’upah (membayar / menyewa jasa).
Tradisi Ba’arian masih sering dijumpai di perkampungan Balangan. meski tradisi Ba’arian mulai memudar dikalangan masyarakat karena masyarakat lebih memilih membayar jasa atau menggunakan alat modern.
Ba’arian menggambarkan budaya kebersamaan, persaudaraan, tolong menolong dan gotong royong. Biasanya Ba’arian sering digunakan masyarakat Balangan dalam bertani baik itu memasuki musim tanam ataupun panen.
“Tradisi Ba’arian masih ada di gunakan di kampung kami, namun tradisi Ba’arian sekarang tidak seperti dahulu, saat ini Ba’arian tidak sebanyak dulu,” ungkap Radiah di Paringin Kamis, (2/6/2022).
Radiah menyayangkan tradisi Ba’arian yang sudah mulai pudar. Padahal menurutnya Ba’arian mampu meningkatkan solidaritas antar sesama.
“Dengan Ba’arian, kita bisa saling menjaga kebersamaan, kekeluargaan antara petani, dan disanalah terbangunnya solidaritas,” ujarnya.