TERAS7.COM – Paska wafatnya Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani yang juga sebagai Bakal Calon Walikota Banjarbaru periode kedua, peta politik di Kota berjuluk Kota Idaman kini berubah drastis.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang awalnya siap berkoalisi mendukung Nadjmi-Jaya kini kemungkinan besar akan beralih haluan, karena almarhum Nadjmi telah berganti dengan H Martinus yakni H Martinus- Jaya koalisi partai NasDem dan PAN.
Selain itu pasangan Aditya Mufti Arifin dan AR Iwansyah koalisi PPP dan Golkar yang telah menyatakan mundur dari Pilwali Banjarbaru tahun 2020 karena alasan kemanusian ditengan pandemic covid-19, pun kini kembali menyatakan diri maju, dengan pasangan dan koalisi berbeda pula, yang mana Aditya Mufti Arifin berpasangan dengan Syahriani koalisi PPP dan Gerindra, sedangkan Gusti Iskandar berpasangan dengan AR Irwansyah keduanya kader Golkar dengan koalisi partai PKB dan Golkar.
Menyikapi arah politik, kemanakah PKS akan berlabuh, usai andalannya Nadjmi- Jaya telah berganti dengan H Martinus-Jaya dan munculnya koalisi-koalisi baru parpol.
A Nur Irsan Finazli, Ketua DPC PKS Kota Banjarbaru mengatakan, hingga saat ini PKS belum mengumumkannya dengan lantang akan bergabung dengan poros yang mana, karena masih menunggu SK dari DPP sekalu pengambil keputusan. Sementara ketiga posos telah memiliki kursi yang cukup sebagai syarat maju pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru 2020.
“Sementara ini kami masih menunggu SK dari DPP PKS sebagai pengambil keputusan,” ujarnya saat ditemui wordpress-1348129-4951175.cloudwaysapps.com, pada Selasa (25/08).
Dikatakan lebih lanjut, sebelumnya pihaknya berharap agar kader PKS menjadi bakal calon Wakil Walikota Banjarbaru, yang mana PKS sudah mempersiapka dua kader terbaiknya dan telah disodorkan ke Wilayah Dakwah (Wilda) Kalimantan.
Menurutnya kalau melihat peta politik di tingkat Pilgub provinsi Kalimantan Selatan dan 7 daerah yang akan melaksanakan Pilkada, PKS cocok berkoalsi dengan Partai NasDem, PAN dan juga Golkar.
“Banjarbaru ini kan cair, artinya kita harus memilih siapa, tidak. Kalau kita mau jujur melihat Pilkada di 7 Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan (Koalisi PKS) NasDem, PKS, PAN dan Golkar. Kita lihatlah koalisi besarnya nanti di Provinsi PKS kemana, agar mengarahkannya juga enak,” terangnya.