TERAS7.COM – Walau sepekan sudah berjalan, Pasar Wadai Ramadan 1443 Hijriyah di Martapura yang dibuka Bupati Banjar Saidi Mansyur tampak sepi.
Hal ini pun menjadi perhatian banyak pihak, termasuk diantaranya adalah Ketua DPRD Kabupaten Banjar M. Rofiqi yang mengunjungi Pasar Wadai Ramadan tersebut pada Sabtu (9/4/2022).
Pasar wadai yang berada di sepanjang badan Jalan Kenanga samping RTH Ratu Zalecha Martapura dan membuat jalan ini tertutup ini tak banyak dikunjungi pengunjung dibandingkan dengan hari pembukaannya.
Tak hanya sepi dari pengunjung, pemilik usaha yang ada di Jalan Kenanga Martapura yang ditutup tersebut mengaku mengalami kerugian.
Bahkan omset penjualan pemilik usaha akibat penutupan jalan tersebut turun mulai dari 30 persen hingga 70 persen.
Setelah menjadi pemberitaan di beberapa media, muncul pemberitahuan yang beredar di grup-grup aplikasi Whatsapp ASN Kabupaten Banjar pada Minggu (10/4/2022).
Dalam informasi yang diterima Teras7.com, pesan tersebut mengharapkan partisipasi dan dukungan dari seluruh karyawan/ti SKPD lingkup Pemkab Banjar dengan cara berbelanja secara sukarela di Pasar Wadai Ramadlan tersebut.
Bahkan setiap SKPD dijadwalkan untuk berbelanja bergiliran setiap harinya mulai dari 11 April 2022 oleh Disdik Kabupaten Banjar hingga 30 April 2022 oleh Badan Kesbangpol dan RSUD Ratu Zalecha.
Hal ini sendiri mendapatkan tanggapan dari kalangan ASN dan PTT di Pemkab Banjar, salah satunya E (inisial) yang dihubungi via Whatsapp pada Minggu (10/4/2022).
Ia mengaku mendapatkan informasi, dimana semua Kepala Dinas di lingkungan Pemkab Banjar diminta menggerakan ASN dan PTT untuk berbelanja.
“Ini dampak dari pasar wadai yang sepi, jadi semua Kadis diminta untuk menggerakkan ASN dan PTT untuk berbelanja,” katanya.
E sendiri tak mempermasalahkan untuk berbelanja, namun tak semua ASN dan PTT di Kabupaten Banjar berdomisili di Kabupaten Banjar, ada yang tinggal di luar daerah.
“Kasian mereka yang mencoba mengejar waktu untuk berbuka bersama keluarga. Kita tak tahu apakah ada sanksi jika kita tak ke sana, tapi kalau ad aitu bentuk pemaksaan dong,” sebutnya.
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga Dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar Tisnohadi Harimurti saat dihubungi via Whatsapp mengatakan benar adanya pemberitahuan tersebut.
“Hal tersebut merupakan hasil kesepakatan rapat dengan Asisten II saat evaluasi penyelenggaraan Pasar Wadai Ramadhan (PWR) yang lalu. Kunjungan ke PWR merupakan wujud kontribusi para PNS untuk turut mensukseskan pelaksanaan pasar wadai ramadhan pada tahun ini,” katanya.
Terkait dengan sepinya pasar wadai tersebut yang kemudian pula berdampak pada usaha di Jalan Kenanga, pihaknya lanjut Trisnohadi telah melakukan evaluasi.
“Sebenarnya penutupan sepenuhnya akses kendaraan di jalan Kenanga baik dari arah Jalan A Yani maupun dari Jalan Sukaramai bertujuan memberikan kenyaman dan keamanan bagi para pengunjung Pasar Wadai Ramadhan. Namun dengan adanya keluhan para pedagang tersebut, kami telah melakukan beberapa evaluasi dan koordinasi bersama pimpinan. Pada 6 April 2022 kami melakukan rapat bersama pihak/dinas terkait dan memutuskan membuka separuh Jalan Kenanga dari arah jalan Sukaramai untuk akses kendaraan dan menyediakan tempat parkir bagi kendaraan yang masuk,” terangnya.
Dengan kebijakan tersebut sambung Trisnohadi diharapkan akan lebih mendekatkan akses pengunjung ke Pasar Wadai Ramadhan.
“Dengan tujuan yang sama, sehari berikutnya dibuka akses dari arah Jalan A. Yani dan pengunjung bisa parkir kendaraan di muka gapura, namun memang akses kendaraan di muka tenda pedagang masih ditutup,” sambungnya.
Disbudporapar lanjutnya juga memberikan kesempatan kepada pedagang untuk dapat berjualan sampai malam hari, sekiranya sampai waktu Maghrib dagangannya belum habis, dimana pada Jum’at 8 April 2022 dilakukan pemasangan 14 buah lampu penerangan pada tenda agar lebih memberikan kenyamanan bagi pedagang dan pembeli untuk bertransaksi pada malam hari.
“Sesuai dengan fungsi kami sebagai pelayan masyarakat, tentunya berbagai keluhan dan masukan pedagang akan kami tindaklanjuti secepatnya dan evaluasi akan terus kami lakukan, termasuk kemungkinan membuka secara penuh jalan Sukaramai sehingga kendaraan bisa keluar masuk sampai di muka tenda pedagang,” jelasnya.
Terkait dengan pemilik usaha yang merugi akibat penutupan jalan tersebut, pihaknya tambah Trisnohadi mengaku sudah melakukan koordinasi dan pendekatan dengan tokoh masyarakat, warga sekitar dan pengusaha di sana.
“Sebelum penyelenggaraan kegiatan kami sudah koordinasi dan pendekatan dengan tokoh masyarakat, warga sekitar dan pengusaha di sana. Pasar wadai ini operasionalnya mulai jam 3 sampai sore/habis maghrib. Diluar jam itu warga dan kendaraan bebas keluar masuk. Artinya PWR ini kami rasa tidak terlalu mengganggu kegiatan usaha disana,” ungkapnya.
Trisnohadi juga mengaku tak bisa memberikan solusi dan jawaban atas adanya kerugian pemilik usaha di sekitar akibat penutupan jalan tersebut.
“Untuk jawaban pertanyaan tersebut akan kami konsultasikan dulu kepada pimpinan. Kami tidak memiliki kewenangan menjawabnya,” tutupnya.