TERAS7.COM – Pemerintah Republik Indonesia, melalui Presiden, Joko Widodo dan Wakil Presiden, KH Ma’aruf Amin pada Senin, (01/02) secara sah resmikan PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI).
Bank Syariah terbesar di Indonesia itu, merupakan hasil penggabungan dari 3 Bank Syariah ternama di Indonesia, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank BRI Syariah (BRIS), dan Bank BNI Syariah (BNIS).
Perwakilan dari BSI KC Martapura, Saubari (Branch Operation & Service Manager) mengatakan, penggabungan 3 Bank Syariah besar oleh Pemerintah tersebut bertujuan agar pangsa pasar Bank Syariah di Indonesia lebih luas, nasabah tidak lagi bingung harus memilih bank mana dengan hadirnya Bank Syariah Indonesia.

“Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar didunia, sudah saatnya punya Bank Syariah yang besar dan membuat nasabah nggak bingung dan semakin yakin dalam memilih Bank Syariah Indonesia sebagai mirta usahanya, baik untuk jasa, penempatan dana ataupun untuk pembiayaan” ujarnya. Selasa (16/02).
Adapun untuk Sistem di Bank Syariah Indonesia, Saubari menjelaskan, Bank Syariah Indonesia akan memakai sistem core banking milik legacy Bank Mandiri Syariah.
Kendati demikian, untuk produk dan layanan ia mengatakan bahwa BSI akan mengambil dari produk champion yang terbaik dari ketiga bank legacy.
Kemudian, ia menerangkan bahwa untuk penggabungan nasabah dari ke 3 bank syariah ini menjadi dalam satu sistem core banking akan targetkan selesai di tahun 2021.
“Target final seluruh indonesia itu InshaAllah Oktober 2021,” terangnya.
Untuk akadnya sendiri, disebutkannya akan tetap menggunakan jenis-jenis akad yang sudah berlaku di ketiga Bank Syariah sebelumnya.
“Untuk akad produk pendanaan yang dipakai masih sama, seperti Akad Mudharabah dan Akad Wadiah, serta akad-akad lainnya di produk pembiayaan dan jasa. Yang jelas seluruh produk Bank Syariah Indonesia yang dibuat harus melalui persetujuan Dewan Pengawas Syariah BSI sebelum di jual ke nasabah ya” katanya.
Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa untuk Bank Syariah Indonesia Area Banjarmasin itu mencakup 2 provinsi, yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dan sudah memiliki puluhan outlet dan mesin ATM.

“Di Kalsel sendiri ada sebanyak 27 outlet, di Kalteng ada sebanyak 8 outlet, jadi total 35 outlet,” ungkapnya.
Sementara itu, Ari salah satu nasabah Bank BNI Syariah mengaku bahwa tidak masalah jika harus bermigrasi ke Bank Syariah Indonesia, asalkan semua sistem syariah yang digunakan tidak berbeda dengan sebelumnya.
“Ya nggak masalah sih, yang penting itu sistem syariahnya saja jangan dirubah, karena inikan bank berbasis syariah, bukan bank berbasis konvensional,” tuturnya.
Di Kalimantan Selatan sendiri Bank Syariah Indonesia sudah mulai beroperasi dari tanggal 01 Februari 2021, sejak diresmikan oleh Pemerintah Republik Indonesia.