TERAS7.COM – Video tentang penerbangan miniatur pesawat Garuda Indonesia menggunakan remote control oleh seorang pemuda mencuri perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno dibuat kagum oleh pemuda yang diketahui bernama Agus Humaidi yang merupakan santri asal Sampang, Madura tersebut.
Kekaguman Sandiaga Uno terhadap Agus Humaidi diungkapkannya lewat postingan reels video di akun instagram pribadinya @sandiuno pada, Kamis (10/02/2022).
Dalam postingannya tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno menyebut, jika yang dilakukan oleh Santri asal Sampang ini merupakan tanda kebangkitan industri penerbangan dan pariwisata di Indonesia.
“Apakah ini tanda-tanda industri penerbangan dan pariwisata segera bangkit? Semangat!,” tulis Sandiaga Uno di postingan akun instagram pribadinya.
Tak hanya itu, Sandiaga Uno juga memuji kemampuan Agus Humadi. Karena dibalik pandai mengaji, santri asal Sampang ini menurutnya juga hebat dalam membuat miniatur pesawat, yang mana diketahui diciptakan secara otodidak.
Dengan kehebatan yang dimiliki oleh Agus Humaidi, menurut Sandiaga Uno akan mampu membuka lebar lapangan kerja baru untuk masyarakat.
“Selain pintar mengaji, ternyata Mas Agus Humaidi, santri asal Sampang, Madura ini jago membuat miniatur pesawat dengan remote control. Bermodalkan belajar secara otodidak melalui group facebook dan Google, dia mampu mengubah kreativitas menjadi berkah, menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pundi-pundi rupiah,” tambah Sandiaga Uno.
Atas keberhasilan santri ini membuat miniatur pesawat, Menparekraf Sandiaga Uno mengaku optimis ekonomi Indonesia akan segera bangkit.
Sementara itu, dikutip dari detikcom, Pembuat Miniatur Pesawat, Agus Humaidi mengatakan, meskipun hanya miniatur, pesawatnya ini sudah menggunakan mesin dan bisa diterbangkan dengan remote control sampai jarak 1 kilometer.
“Biasanya saya terbang sampai jarak 400 meter hingga jarak 1 kilometer, karena pesawat yang kemarin belum dikasih GPS,” ujarnya.
Selain pesawat elektrik, Humaidi juga membuat pesawat yang manual. Berbeda dengan pesawat miniatur lainnya, Humaidi menyebut pesawatnya lebih ringan. Ini yang membuat bisa terbang dengan mulus.
“Pesawatnya memang lebih ringan punya saya dari pada teman-teman, karena pesawat saya terbuat dari styrofoam yang ringan dan tidak keras. Kalau teman-teman ada yang dari polifoam dan gabus yang berat,” ungkapnya.
Bahkan, Humaidi sendiri mengaku dirinya tak lulus Madrasah Ibtidayah atau Sekolah Dasar. Namun dengan tekadnya yang kuat belajar secara otodidak akhirnya dalam tiga bulan ia mampu membuat miniatur pesawat yang mampu terbang di atas langit Madura.
“Saya belum lulus MI atau SD. Belajarnya sih tiga bulanan. Menurut saya 3 bulan sudah bisa. Iya barokahnya Google dan komunitas juga, tapi saya otodidak dan saya yakin bisa,” tandasnya.