TERAS7.COM – Pandemi Covid-19 yang melanda di dunia sejak merebak di Kota Wuhan, RRT pada Desember 2019 yang lalu hingga saat ini belum berhenti dan masih menghantui masyarakat dunia.
Dikutip dari Worldometer.com, jumlah kasus Covid-19 hingga Jumat (9/10) mencapai lebih dari 36,7 juta kasus, dengan jumlah yang sembuh lebih dari 27,6 juta dan meninggal dunia lebih dari 1 juta orang.
Di tanah air sendiri, dilansir dari VOA Indonesia pada Selasa (6/10), kasus terkonfirmasi positif virus corona terus melonjak, bahkan kini tiga kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO).
Juru bicara satuan tugas (Satgas) penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Istana Kepresidenan, Jakarta mengungkapkan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terus naik dari waktu ke waktu dengan tingkat positif Covid-19 di Indonesia yang mencapai 16,11 persen.
“Hal yang menjadi tantangan adalah positivity rate atau tingkat positif. September positivity rate di Indonesia mencapai 16,11 persen atau tiga kali lebih besar dari standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu lima persen,” ungkap Wiku.
Wiku menjelaskan, jika dibandingkan dengan dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-137 dari 216 negara dengan jumlah kasus di atas 1.120 per satu juta penduduk.
“Artinya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah kasus di Indonesia masih lebih sedikit dari 78 negara lainnya di dunia,” katanya.
Sedangkan untuk jumlah kematian, Indonesia berada di peringkat 102 dari 216 negara dengan jumlah kematian di atas 41 per satu juta penduduk, meskipun peringkat ini dinilai cukup baik, namun pemerintah terus berupaya keras untuk menekan angka kematian.
“Untuk kasus sembuh, Indonesia menduduki peringkat 19 dari 216 negara dengan total keseluruhan mencapai 232.593 orang. Kesembuhan ini harus terus kita tingkatkan. jangan berpuas diri dengan peringkat yang baik,” imbuhnya.
Sementara itu untuk jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia masih di bawah rata-rata global saat ini mencapai 63.365 atau 20,4 persen dan angka tersebut sedikit di bawah rata-rata kasus aktif global yang mencapai 21,8 persen.
Untuk kasus sembuh, sejauh ini sudah mencapai 236.437 atau 76 persen dan sudah berada di atas rata-rata kasus sembuh global yang mencapai 75,2 persen.
Namun, rata-rata kasus meninggal masih terus naik, tercatat angka kematian kumulatif mencapai 11.374 atau 3,7 persen dan jumlah ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kematian dunia yang mencapai 2,92 persen.
Sedangkan berdasarkan peta zonasi risiko per 4 Oktober telah terjadi penurunan jumlah zona risiko tinggi atau merah dari 62 menjadi 54 kabupaten/kota, sedangkan untuk zona risiko sedang atau orange naik tipis menjadi 307 dari semula 305 kabupaten/kota.
Zona kuning atau daerah dengan risiko rendah juga mengalami kenaikan dari 112 menjadi 121 kabupaten/kota.
“Sedangkan untuk zona hijau atau wilayah dengan tidak ada kasus baru semakin menurun, dari sebelumnya 19 menjadi 17 kabupaten/kota,” paparnya.
Wilayah yang tidak terdampak virus corona juga menurun dari semula 16 menjadi 15 kabupaten/kota.
Wiku mengungkapkan perlahan namun pasti, jumlah testing PCR per minggunya terus meningkat, dimana pada pekan pertama di Oktober ini, jumlah testing PCR di tanah air sudah mencapai 70,13 persen dari target yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Kita harus kejar terus sehingga benar-benar dapat mencapai 100 persen target dari WHO yakni 267.000 orang yang dites per minggu,” kata Wiku.
Tak jauh beda dengan perkembangan kasus Covid-19 secara nasional, perkembangan kasus Kabupaten Banjar menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Banjar, dr. Diauddin pada Kamis (8/10) dinilai masih cukup tinggi.
“Sama, masih tinggi, kalau dihitung dari awal masih di atas 10%, tapi kalau dihitung minggu ini saja sebesar 6%,” katanya via percakapan Whatsapp.
Jumlah ini sendiri kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar ini masih lebih tinggi dari target WHO, yakni di bawah 5%.
“Itu karena jumlah masyarakat kita yang di swab tidak sebanyak di luar negeri, otomatis positivity ratenya jadi tinggi. Kalau pendapatku secara real sama aja di bawah 5% juga,” bebernya.
Diauddin memaparkan hingga Kamis (8/10), total kasus Covid-19 di Kabupaten Banjar berjumlah 839 kasus dengan jumlah yang sembuh sebanyak 745 orang.
Sementara kasus aktif sendiri berjumlah 43 kasus, dimana yang menjalani perawatan di rumah sakit berjumlah 5 orang, karantina khusus 17 orang dan isolasi mandiri sebanyak 20 orang, serta jumlah yang meninggal 51 orang.
Diauddin juga mengungkapkan hingga Selasa (6/10), pihaknya telah melakukan pemeriksaan swab sebanyak 6905 sample dengan hasil positif berjumlah 772 sampel, negatif sebanyak 5942 sampel dan invalid sebanyak 42 sample, serta belum ada hasil berjumlah 149 sampel.
Kadinkes Banjar ini juga mengkonfirmasi munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 di salah satu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Kota Martapura.
“Sejak awal ketahuan ada yang positif, kita sudah berkoordinasi dengam pihak lapas untuk mengisolasi kontak erat dan yang bergejala. Sekarang semuanya sudah di swab, tinggal menunggu hasil,” terangnya.
Diauddin juga membenarkan, tak hanya warga binaan di Lapas tersebut yang dinyatakan positif, tapi ada juga petugas Lapas yang terpapar.
Kepala UPT Laboratorium Daerah Dinkes Kabupaten Banjar, Fahriadi menambahkan dari tes swab awal di salah satu Lapas di Kota Martapura sebanyak 67 sampel, didapati 9 yang dinyatakan positif.
“Rencana kita Swab semuanya kurang lebih 400 an orang, baru 125 orang yang di Swab,” katanya.
Dari 125 sampel di Lapas ini, terdapat tambahan 2 yang positif sehingga jumlah kasus positif dari klaster Lapas ini berjumlah 11 orang.