TERAS7.COM – Bagi orang Banjar, siapa yang tidak mengenal ‘iwak papuyu’, ikan lokal yang menjadi primadona sebagian besar masyarakat banua.
Papuyu atau dalam bahasa Indonesianya dikenal dengan sebutan ikan Betok, adalah ikan konsumsi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan dan Timur.
Desa Karang Intan di Kecamatan Karang Intan, ditetapkan sebagai Kampung Papuyu oleh Pemerintah Kabupaten Banjar, karena dijadikan sebagai pusat pembudidayaan Ikan Papuyu Sakti Banjar, sebagai pembudidayaan lokal yang menjadi contoh pertama di Kalimantan Selatan.
Yang dimaksud contoh pertama, adalah dalam menghasilkan ikan lokal komoditas berkualitas unggulan di sektor perikanan. Yaitu Papuyu Sakti Banjar yang dikelola oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Jalan Irigasi.
Ikan Papuyu sendiri, merupakan ikan lokal yang akan menjadi produk unggulan untuk dibudidayakan di Kawasan Minapolitan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI pada tahun 2011 ini.
Pencanangan Kawasan budidaya ikan Papuyu ini sendiri dilaksanakan dalam rangka percepatan transformasi di sektor perikanan yang merupakan bagian dari pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjar.
Bupati Banjar, Saidi Mansyur mengatakan, dicanangkan Kampung Papuyu yang pertama di Kalimantan Selatan tersebut, dapat menjadi wadah pengembangan dalam memanfaatkan ikan lokal untuk menghasilkan ikan papuyu berkualitas unggul.
“Kawasan Kampung Papuyu ini juga dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis potensi lokal yang didorong untuk memulihkan ekonomi Kabupaten Banjar,” katanya.
Pusat pertumbuhan ekonomi baru ini lanjut Saidi diharapkan menjadi bagian dari program penciptaan 15 ribu lapangan kerja baru di Kabupaten Banjar.
“Ini merupakan start awal kita dalam mendorong sektor perikanan lokal, dengan lahan hanya sekitar 14 hektar yang ada di kawasan ini. Kedepannya bisa ditingkatkan lagi mencapai 100 hingga 300 hektar,” harapnya.
Saidi Mansyur berharap dengan adanya dukungan dan komitmen bersama untuk mendorong budidaya ikan lokal ini bisa semakin luas.
“Kami juga perlu dukungan pemerintah provinsi Kalimantan Selatan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta komitmen masyarakat dalam berbudidaya ikan lokal,” jelasnya.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly menungkapkan saat ini ada sekitar 54 pembudidaya yang konsep pengembangan budidaya ikan lokal di Kawasan yang dicanangkan ini.
“Di tempat ini ada 54 pembudidaya yang konsen dengan pengembangan budidaya ikan lokal. Terdiri dari 23 pembudidaya pembesaran, kemudian ada 10 pembudidaya yang melakukan pembenihan, terakhir ada 21 pembudidaya yang melakukan perbenihan sekaligus dengan pembesarannya. Total lahan kurang lebih 14 hektar,” ungkapnya.
Sementara itu untuk produksi ikan papuyu per bulan di kawasan ini lanjut Riza Dauly berjumlah rata-rata 5000 ekor atau kurang lebih 1 ton.
“Adapun untuk harga bersaing, untuk grade 1 dengan harga 80.000 rupiah per kilogram. Sementara untuk grade 2 dengan harga 40.000 rupiah per kilogram dan untuk grade 3 dengan harga 25.000 rupiah per kilogram,” ujarnya.
Dalam kesempatan pencanangan ini, Bupati Banjar Saidi Mansyur menyerahkan secara simbolis bantuan ikan sebanyak 1 juta ekor benih bagi 1.300 pembudidaya ikan yang terdampak bencana banjir pada awal tahun 2021.
Bantuan benih ikan dari KKP RI untuk pembudidaya ini terdiri dari benih ikan nila, patin, papuyu dan lain-lain sesuai dengan komoditas sektor unggulan perikanan di Kabupaten Banjar.