TERAS7.COM – Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar memastikan akan melakukan pembelajaran tatap muka di Tahun Ajaran 2020-2021 atau di semester genap nanti, dimana kepala sekolah tingkat SD hingga SMP sudah disosialisasikan terkait pembelajaran tatap muka.
Disdik Kabupaten Banjar menunjuk 2 sekolah sebagai percontohan penerapan protokol kesehatan di sekolah dan melakukan pembelajaran tatap muka, yaitu SMPN 1 Martapura Barat dan SDN Penggalaman 2.
Salah satunya adalah SMP Negeri 1 Martapura Barat sebagai sekolah uji coba pembelajaran tatap muka, tampak pada Selasa (1/12) para siswa memakai masker dan pelindung muka sebagai persyaratan protokol kesehatan Covid-19.
Selain itu sekolah tersebut sudah menyediakan tempat mencuci tangan, masing-masing meja belajar siswa juga diberikan jarak 1,5 meter.
Kepala SMP Negeri 1 Martapura Barat, H. Mahyuni saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan pihaknya sudah membuka kembali sekolah sebagai percontohan.
“Ya benar. Sebagai sekolah percontohan kami sudah menerapkan syarat-syarat apa saja yang diperlukan untuk proses pembelajaran tatap muka kali ini. Tentu sesuai protokol kesehatan Covid-19,” bebernya.
Sekolah yang berada di Jalan Padat Karya Nomor 3 Sungai Rangas, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar ini mempunyai total 204 siswa dari kelas 1-3.
H. Mahyuni melanjutkan para siswa yang mengikuti proses pembelajaran tatap muka akan dibagi dalam 2 shift, yakni pagi pada pukul 08.00-10.00 Wita dan siang pada pukul 11.00-12.30 Wita.
“Kebetulan hari ini para siswa sedang ujian atau Penilaian Akhir Semester (PAS) hingga 7 Desember 2020 nanti. Jadi ada 12 kelas yang kami berdayakan. Rata-rata setiap kelas berisi 18 siswa dengan memberikan jarak 1,5 meter tiap meja siswa di kelasnya masing-masing. Untuk pulangnya pun bergantian per-3 kelas dengan jarak antara 10-15 menit,” ujarnya.
H. Mahyuni menambagkan respon orang tua wali murid saat dilaksanakan pembelajaran tatap muka ini sangat bagus.
“Alhamdulillah respon dari orang tua murid sangat positif. Bahkan ada juga yang mengucapkan terimakasih kepada kami. Saat sosialisasi pun 100 persen menyetujui adanya pembelajaran tatap muka,” tuturnya.
SMPN 1 Martapura Barat sendiri menyediakan fasilitas berupa 17 buah tempat cuci tangan dimana terletak di depan kelas dengan 2 tandon besar berisi 1.200 liter air dan 1 tandon berisi 600 liter air yang dipergunakan untuk mencuci tangan, penyediaannya berasal dari Dana Afirmasi sebesar 60 juta rupiah dan 10 liter cairan disinfektan dari BPBD Kabupaten Banjar dan sosialisasi dari Disdik Kabupaten Banjar.
“Jadi 80 persen yang menyediakan fasilitas ini dari sekolah sendiri. Kami berharap pemerintah daerah agar kembali memberikan bantuan kepada kami. Terutama untuk bantuan dana agar pembelajaran ini dalat berkelanjutan,” pintanya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Ikhwansyah saat ditemui beberapa waktu lalu mengatakan Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar merencanakan persiapan kegiatan pembelajaran tatap muka diawal tahun ajaran baru tahun 2021.
Namun sebelum dilaksanakan pembelajaran tatap muka tersebut, pihaknya akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di 2 sekolah yang ada di zona hijau, yaitu SMPN 1 Martapura dan SDN Penggalaman 2.
“Sebelum diadakannya pembelajaran tatap muka, kita menyampaikan dengan melakukan sosialisasi kepada semua kepala sekolah seperti melengkapi peralatan untuk penerapan protokol kesehatan di semua sekolah yang ada di Kabupaten Banjar serta wajib menerapkan protokol kesehatan dengan aturan aturan yang sangat ketat,” bebernya.
Ikhwansyah berharap kegiatan pembelajaran tatap muka yang diinginkan oleh orang tua murid bisa terlaksana setelah simulasi uji coba pembelajaran ini dilaksanakan dalam satu bulan ke depan.
“Nanti akan kita lakukan evaluasi, apakah dalam satu bulan itu dengan cara yang kita lakukan dengan format ceklis yang sudah kita siapkan, pihak sekolah sudah bisa tidak untuk melakukannya. Yang jelas, protokol kesehatan dalam kegiatan pembelajaran tatap muka ini dengan gaya dan cara yang baru serta kebiasaan baru, tidak seperti dulu, jangan sampai kita beranggapan ini sudah normal seperti dulu,” jelas mantan Kadinkes Banjar ini.