TERAS7.COM – Setelah beberapa bulan yang lalu saat musim kemarau, para pembudidaya Keramba Jaring Apung (KJA) yang berada di aliran sungai Riam Kanan, Kecamatan Karang Intan mengalami kerugian akibat kematian ikan, kejadian serupa kembali terulang.
Ribuan ekor ikan jenis nila yang berada di KJA milik pembudidaya di Desa Awang Bangkal Barat mati mendadak sejak Rabu (15/1) hingga Jumat (17/1) yang lalu, sebagian merupakan ikan yang sudah siap panen.
Akibatnya para pembudidaya ikan KJA yang berada di Desa Awang Bangkal mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar, Riza Dauly saat dikonfirmasi mengenai hal ini di ruang kerjanya pada Kamis (23/1) mengungkapkan sebab kematian ikan pada beberapa waktu yang lalu.
“Kami melakukan peninjauan ke lapangan pada Sabtu (18/1). Dari hasil laboratorium, pada hari Kamis (16/1) menunjukkan pH air normal, tapi kadar oksigennya sangat rendah di posisi 0,8% dan pada hari Sabtu (18/1) naik menjadi 2% karena air mulai mengalir,” ujarnya.
Sebab kematian ikan sendiri diduga karena aliran air di bagian bawah sungai yang mengandung amoniak dan nitrat sisa pakan naik ke atas dan meracuni ikan dalam keramba.
“Karena itu kami langsung meminta agar Komisi Irigasi membuka sementara pintu air Bendungan Karang Intan agar arus aliran sungai menjadi lebih deras,” terang Riza Dauly.
Untungnya kematian ikan di Desa Awang Bangkal ini tidak menyebar ke desa-desa yang berada di bagian hilir mulai dari Desa Sungai Alang hingga Desa Sungai Arpat.
“Kematian ikan pasti akan berdampak, namun tidak besar karena rekan-rekan kita para pembudidaya di Desa Sungai Alang hingga Desa Sungai Arpat mematuhi himbauan dari kita untuk tidak menebar benih sampai kondisi lingkungan aman,” jelas Riza Dauly.